Teheran, Purna Warta – Presiden Masoud Pezeshkian telah menegaskan kembali bahwa Iran terbuka untuk berunding tetapi mengatakan itu tidak berarti bahwa Teheran akan mengadakan negosiasi “dengan cara apa pun.”
“Kami tidak menginginkan perang, kerusuhan, dan bom nuklir. Kami menginginkan negosiasi tetapi Amerika juga harus membuktikan bahwa mereka menginginkan negosiasi,” kata Pezeshkian pada hari Senin.
Baca juga: Duma Negara Rusia Setujui Perjanjian Kemitraan Strategis 20 Tahun dengan Iran
“Masalah mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat berbeda,” kata presiden.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak dapat berunding dengan AS karena Washington memberikan tekanan habis-habisan pada Teheran.
Sesuai fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, Iran tidak berniat menggunakan kemampuan nuklirnya untuk tujuan non-damai, tegas presiden.
Presiden AS Donald Trump telah menyerukan perundingan langsung dengan Teheran mengenai program nuklirnya sambil mengancam akan mengebom Iran jika “diplomasi” gagal.
Pada tanggal 30 Maret, Trump mengancam Iran dengan pengeboman dan tarif sekunder jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.
Iran telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak akan duduk di meja perundingan dengan pemerintah AS selama Trump melanjutkan kampanye tekanannya terhadap Teheran.
Baca juga: Araghchi: Peningkatan Kekuatan Militer Bertentangan dengan Tawaran Diplomasi AS
Pada hari Sabtu, Pezeshkian mengkritik bahasa ancaman terhadap Teheran, dengan mengatakan bahwa negara tersebut bersedia terlibat dalam negosiasi “dengan kedudukan yang setara.”
“Republik Islam Iran menginginkan dialog dengan kedudukan yang setara. Mereka mengancam Iran di satu sisi dan berusaha mengadakan negosiasi di sisi lain,” tambahnya.