Teheran, Purna Warta – Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, berada di Teheran untuk melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Iran, tiba tak lama setelah Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Haniyeh bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Selasa sore untuk membahas perkembangan terkini di Gaza.
“Memeriksa situasi terkini perang di Gaza dan agresi rezim Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Jalur Gaza dan Tepi Barat adalah salah satu agenda terpenting dari perjalanan dan pembicaraan antara pejabat kedua belah pihak,” kantor berita resmi IRNA melaporkan.
Sejak awal agresi militer dan genosida Israel terhadap Palestina, Iran telah menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk mencoba menghentikan perang dan segera memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kunjungan tersebut dilakukan pada saat yang genting, hanya satu hari setelah resolusi gencatan senjata diadopsi, menjadikannya kunjungan kedua Haniyeh ke Iran sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada bulan Oktober.
Haniyeh, yang berbasis di ibu kota Qatar, Doha, sebelumnya bertemu dengan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei pada bulan November. Meskipun Iran adalah pendukung utama Hamas, Iran menekankan bahwa kelompok-kelompok dalam Poros Perlawanan, termasuk Hamas, bertindak independen dalam pengambilan kebijakan dan kinerja militer mereka.
Kelompok perlawanan di Irak, Lebanon, dan Yaman telah mendukung Hamas dalam perjuangannya melawan rezim Israel dengan menargetkan kepentingan Israel atau pasukan militer AS di wilayah tersebut.
Israel memulai perangnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober sebagai tanggapan atas operasi Hamas, yang diluncurkan sebagai pembalasan atas kekejaman Israel yang semakin intensif terhadap warga Palestina. Sejak dimulainya serangan, rezim Tel Aviv telah membunuh lebih dari 32.300 warga Palestina dan melukai lebih dari 74.600 lainnya.