Riyadh, Purna Warta – Pesta, tarian dan nyanyian di restoran-restoran di Riyadh berkembang pesat, dan uang Saudi telah menutup mata dan mulut pihak berwenang. Mereka sama sekali tidak memperhatikan korupsi yang melanda negara.
Baca Juga : Bank Sentral Iran Mulai Menjual Obligasi Valas Untuk Menstabilkan Pasar Mata Uang
Pemerintah Bin Salman menuangkan kekayaannya di kaki penyanyi dan penari dalam pesta tarian, dan siapa pun yang berbicara tentang penyimpangan dan dekadensi di Arab Saudi atau mengkritik pejabat negara ini akan ditangkap.
Sebagian besar elit masyarakat Saudi, termasuk Syekh Ali Badhadh, Abdullah Basaf, Abdulaziz Al-Fouzan, Habib bin Mualla, Muhammad al-Bashr, seorang profesor universitas, dan Tarad al-Omar, seorang penulis Saudi, hanya karena mereka mengekspresikan perasaan dan pandangan langsung dimasukkan ke balik jeruji besi.
Tidak hanya pemikir dan intelektual yang terkena serangan terencana otoritas Saudi terhadap kebebasan berbicara, tetapi para aktivis dan anak muda juga menjadi sasaran serangan ini hanya karena menulis kritikan di tweet atau mengomentari suatu masalah atau bahkan menyukai postingan oposisi akan dijatuhi hukuman berat.
Kondisi berlanjut edemikian rupa sehingga masa muda mereka dihabiskan di penjara; Di antara para pemuda tersebut adalah Mohammad Al-Jadiei dan Abdullah Jilan, yang pertama telah dijatuhi hukuman 18 tahun penjara dan yang terakhir 12 tahun penjara.
Baca Juga : Omong Kosong Biden: AS Terburu-Buru Untuk Menghidupkan Kembali JCPOA
Abdul Rahman Al-Sheikhi, Asma Al-Sabi’i, Reina Abdul-Aziz, Yasmin Al-Ghafili, Najvi Al-Hamid dan Lina Al-Sharif hanyalah beberapa dari aktivis sosial dan politik di Arab Saudi, yang nasibnya tidak diketahui meskipun fakta bahwa satu tahun telah berlalu sejak mereka ditahan, dan tidak ada tuntutan yang jelas terhadap mereka.