Damaskus, Purna Warta – Selama perjalanan kunjungan Presiden Republik Islam Iran Ayatullah Sayyid Ibrahim Raisi ke Suriah, 15 perjanjian kerja sama bilateral ditandatangani antara Damaskus dan Teheran.
Perjalanan Sayyid Ibrahim Raisi yang membawa pesan terpenting Iran ke kawasan dan dunia, di mana Iran menutup halaman gelap perang Suriah dan mengumumkan pembukaan halaman rekonstruksi dan kerja sama komprehensif antara kedua negara.
Baca Juga : Forbes: Kunjungan Raisi ke Suriah bersifat Simbolis dan Penting Secara Politik dan Ekonomi
Kerja sama bilateral yang paling penting berdasarkan ekonomi adalah menghilangkan hambatan dalam jalur kegiatan ekonomi dan memberikan jaminan ekonomi untuk pengembangan hubungan kedua negara.
Salah satu pencapaian ekonomi terpenting dari perjalanan ini adalah penghapusan tarif bea cukai antara kedua negara, kesepakatan untuk memfasilitasi perjalanan peziarah Iran ke Suriah, berdagang dengan dua mata uang nasional yang ditunjuk jauh dari mata uang asing dan promosi kerjasama komersial di sektor swasta.
Dalam perjalanan ini, ditandatangani nota kesepahaman, seperti nota kesepahaman tentang program kerja sama strategis jangka panjang kedua negara, yang meliputi bidang minyak, pertanian, perkeretaapian, zona bebas, penerbangan sipil, teknik seismik, komunikasi dan teknologi informasi.
Di bidang pertahanan, fokusnya adalah pada serangan dan gerakan permusuhan di wilayah, terutama terhadap Iran dan Suriah, dan menekankan pesan Teheran bahwa masalah Palestina adalah inti dari kebijakannya.
Baca Juga : Pertemuan Utusan PBB dengan Ketua Komite Nasional Urusan Tahanan Yaman
Dalam pertemuan dengan ulama Suriah dan pemimpin kelompok perlawanan Palestina di Damaskus, Raisi menegaskan bahwa perjuangan Palestina dan kemerdekaan Al-Quds Syarif adalah isu utama dunia Islam yang tidak boleh dilupakan.
Para ahli meyakini bahwa perjalanan ini sebenarnya merupakan pesan kemenangan poros perlawanan dan stabilitas di Suriah.