Amman, Purna Warta – Pejabat intelijen Yordania, dalam konsultasi dengan rekan Zionis mereka, mengatakan situasi politik di negara itu terkendali setelah diperbanyak usaha penangkapan.
Setelah kerusuhan politik yang terjadi sebelum waktunya di Yordania, sumber berita melaporkan bahwa pejabat Yordania telah menghubungi pejabat Zionis terkait hal ini dan bertukar informasi.
The Times of Israel menulis pada Sabtu malam, bahwa Yordania telah memberi informasi kepada pihak Israel mengenai situasi yang ada di Yordania di tengah-tengah gelombang penangkapan, serta kondisi stabilitas kerajaan.
Sumber berita pada Sabtu malam melaporkan gelombang penangkapan terhadap pejabat senior Yordania dan keluarga kerajaan, termasuk saudara laki-laki sang raja, atas tuduhan usaha kudeta.
Pada Sabtu malam, media berita melaporkan penangkapan saudara laki-laki raja Yordania dan beberapa pejabat tinggi Yordania atas tuduhan mencoba menggulingkan Raja Abdullah II.
Surat kabar Yedioth Ahronoth dan jaringan berita Kan mengklaim pada Sabtu malam bahwa saudara laki-laki Raja Yordania Abdullah II dan sejumlah pejabat senior Yordania telah ditangkap. Sumber berita menulis bahwa alasan penangkapan ini adalah adanya usaha kudeta untuk menggulingkan raja negeri ini.
Belum jelas saudara laki-laki raja Yordania mana yang ditangkap, tetapi al-Sharif bin Zayed, perwakilan Pangeran Ali bin Hassan, dikatakan termasuk di antara mereka yang ditangkap.
The Washington Post juga menulis bahwa langkah tersebut dilakukan menyusul adanya penemuan konspirasi yang kompleks dan isu usaha kudeta. Seorang pejabat Yordania membenarkan penangkapan itu, dan mengatakan penangkapan itu terkait dengan masalah ancaman bagi stabilitas negara.
Seorang pejabat intelijen Yordania menyebut plot kudeta itu sebagai konspirasi internal dan eksternal, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Menurutnya, di antara yang ditangkap adalah warga negara Saudi.
Seorang sumber informasi yang dekat dengan keluarga penguasa di Yordania membantah berita mengenai penangkapan mantan Putra Mahkota. “Pangeran Hamza bin Hussein, mantan Putra Mahkota dan saudara tiri Raja Abdullah II, tidak ditahan, tetapi hanya dilakukan tahanan rumah saja,” kata sumber itu kepada kantor berita Jordan, Amun pada Sabtu malam sebagai tanggapan atas laporan dari Washington Post dan Media Zionis.
Baca juga: Tel Aviv: Amerika Serikat Tolak Penyelidikan Pengadilan Den Haag Terhadap Israel