Baghdad, Purna Warta – Perlawanan Islam, sebuah kelompok payung kelompok anti-teror Irak, menyerang sasaran “penting” Israel dalam mendukung warga Palestina di Jalur Gaza, yang mengalami perang genosida oleh rezim pendudukan.
Kelompok perlawanan mengumumkan perkembangan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, hari ke-126 perang.
Baca Juga : Kerusuhan Berdarah di India Akibat Penghancuran Masjid 2 Meninggal
“Pejuang Perlawanan Islam di Irak menargetkan sasaran penting entitas Zionis di pantai Laut Mati,” bunyi pernyataan itu.
Kelompok payung tersebut mengatakan bahwa operasi tersebut dilakukan “untuk mendukung rakyat kami di Gaza, dan sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh entitas pendudukan terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.”
Rezim Israel melancarkan perang pada 7 Oktober tahun lalu setelah operasi yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Gaza, yang disebut Operasi Badai al-Aqsa, yang menyebabkan ratusan orang ditawan.
Hampir 28.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan remaja, tewas dalam perang sejauh ini.
Perlawanan Islam bersumpah bahwa mereka akan terus menargetkan “benteng musuh” selama rezim pendudukan masih melanjutkan perang.
Perlawanan juga telah menyerang sasaran-sasaran militer Amerika di negara-negara Arab dan negara tetangga Suriah, baik sebagai protes atas pendudukan Amerika yang terus berlanjut di negara-negara tersebut, dan dukungan Washington yang tak terbendung terhadap serangan militer Israel.
Baru-baru ini, militer AS mengumumkan melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap bagian timur ibukota Irak, Baghdad, menewaskan tiga orang, termasuk seorang komandan senior Kata’ib Hezbollah Irak, yang merupakan komponen utama Perlawanan Islam.
Baca Juga : Wawancara Putin Dengan Tucker Carlson Menjadi Viral di Dunia
Serangan hari Rabu itu terjadi “sebagai tanggapan atas serangan” terhadap pasukan AS dan menewaskan “seorang komandan Kata’ib Hizbullah yang bertanggung jawab secara langsung merencanakan dan berpartisipasi dalam serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut,” kata Komando Pusat militer di media sosial.
Kata’ib Hizbullah bereaksi terhadap kekejaman tersebut dengan mengatakan bahwa pembunuhan tersebut “menyeru kita untuk tetap teguh dalam pendekatan jihad,” mengacu pada upaya tersebut demi Tuhan.