Baghdad, Purna Warta – Perlawanan Islam di Irak menargetkan Bandara Israel Ben Gurion di Palestina yang diduduki, menyatakan dukungan berkelanjutan bagi warga Palestina di Gaza di tengah konflik mematikan.
Kelompok payung anti-teror Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa mereka telah menyerang bandara utama rezim Israel sebagai bentuk dukungan berkelanjutan bagi warga Palestina di Jalur Gaza, yang mengalami perang genosida Israel yang didukung AS.
Baca Juga : Warga Pro Palestina di Inggris Serukan untuk Tidak Bayar Pajak
“Pejuang Perlawanan Islam di Irak, malam ini, Senin, 3-11-2024, menargetkan Bandara Ben Gurion jauh di dalam entitas perampas dengan menggunakan drone,” bunyi pernyataan itu.
Perlawanan tersebut disertai dengan rekaman operasi, yang memperlihatkan pesawat melepaskan proyektil setelah mencapai target yang ditentukan.
Koalisi tersebut telah melancarkan banyak serangan sejak tanggal 7 Oktober, ketika rezim tersebut melancarkan perang sebagai tanggapan terhadap Badai al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang mengejutkan oleh gerakan perlawanan Gaza terhadap wilayah-wilayah pendudukan.
Sejauh ini, selama serangan militer, rezim tersebut telah membunuh lebih dari 31.112 warga Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Melengkapi pernyataannya, kelompok perlawanan Irak mengatakan dengan menargetkan bandara Israel, mereka “menegaskan bahwa kami akan terus menyerang benteng musuh, dalam penyelesaian operasi tahap kedua untuk menghadapi pendudukan dan mendukung rakyat kami di Gaza, dan sebagai tanggapan terhadap serangan Israel. pembantaian Zionis terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersenjata.”
Baca Juga : Israel Berencana Lakukan Eksodus Paksa Warga Palestina Menjelang Serangan Rafah
Awal bulan ini, koalisi mengumumkan menargetkan Bandara Haifa di bagian utara wilayah pendudukan dalam operasi pro-Palestina lainnya.
Kelompok ini juga telah melancarkan sejumlah serangan terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan pendudukan Amerika di Irak dan negara tetangga Suriah sebagai protes atas dukungan politik, militer, dan intelijen Amerika Serikat yang tanpa pamrih terhadap perang Israel.”