Bagdad, Purna Warta – Pejuang dari kelompok perlawanan antiteror Irak telah meluncurkan serangan pesawat nirawak ke lokasi strategis di kota pelabuhan Haifa yang diduduki Israel untuk mendukung warga Palestina yang terganggu oleh serangan rezim selama berbulan-bulan di Jalur Gaza yang terkepung.
Baca juga: Hari Nasional Lawan Terorisme: Teroris MKO akan Gagal Capai Tujuan
Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok induk pejuang antiteror, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegramnya, mengatakan serangan pesawat nirawak tersebut menargetkan “Pembangkit Listrik Industri Alon Tavor” di Haifa pada dini hari Kamis.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi bahwa operasi tersebut ditujukan untuk “melawan pendudukan, mendukung Gaza, dan menanggapi pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.”
Perlawanan Islam di Irak mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menyerang “target vital” di Haifa di wilayah Palestina yang diduduki, menggunakan pesawat nirawak.
Perlawanan Irak menyerang lokasi militer Israel untuk mendukung Palestina
Perlawanan Islam di Irak mengatakan pihaknya meluncurkan serangan pesawat nirawak di wilayah yang diduduki.
Koalisi telah melakukan banyak operasi semacam itu terhadap target-target sensitif yang terletak di seluruh wilayah yang diduduki sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika rezim Israel mulai membawa Jalur Gaza di bawah perang genosida. Lebih dari 40.530 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, telah tewas dalam serangan brutal militer Israel sejauh ini.
Pada bulan Juli lalu, kelompok perlawanan antiteror meluncurkan pesawat nirawak ke Pembangkit Listrik Orot Rabin di kota Hadera yang diduduki untuk mendukung warga Palestina di Gaza dan sebagai tanggapan atas pembantaian Israel yang terus berlanjut terhadap warga sipil Palestina.
Baca juga: Pidato Pemimpin Ansarullah tentang Kelanjutan Agresi Israel
Selama beberapa minggu terakhir, perlawanan tersebut juga telah meningkatkan serangan balasannya terhadap pangkalan pendudukan AS di Irak dan negara tetangga Suriah karena dukungan politik, militer, dan intelijen Washington yang tak terkendali terhadap kekejaman Israel di Gaza.