Bagdad, Purna Warta – Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan drone dan rudal ke target utama Israel sebagai balasan atas agresi militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon.
Baca juga: Iran: Serangan Israel Terhadap ‘Infrastruktur Sipil’ di Yaman Langgar Piagam PBB
Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok antiterorisme yang mewakili berbagai faksi perlawanan Irak, mengumumkan pada Minggu malam bahwa mereka telah melakukan operasi baru yang menargetkan lokasi Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok perlawanan tersebut mengatakan bahwa mereka menyerang “target vital” di kota pelabuhan Eilat menggunakan drone.
“Sebagai kelanjutan dari pendekatan kami untuk melawan pendudukan, dan dalam mendukung rakyat kami di Palestina dan Lebanon, dan dalam menanggapi pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua, para pejuang Perlawanan Islam di Irak hari ini, Minggu 29-09-2024, menyerang target penting di Umm al-Rashrash ‘Eilat’ di tanah kami yang diduduki, menggunakan pesawat nirawak,” kata pernyataan itu.
Kelompok itu menambahkan bahwa serangan pesawat nirawak tambahan menargetkan dua lokasi lain di wilayah pendudukan. Operasi ketiga melibatkan serangan rudal terhadap target Israel, menurut kelompok itu.
Perlawanan Islam di Irak menekankan bahwa mereka akan melanjutkan operasinya dalam solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza dan Lebanon.
Sebelumnya pada Minggu pagi, kelompok itu melakukan dua serangan pesawat nirawak di lokasi strategis di wilayah selatan yang diduduki Israel.
Perlawanan Islam mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan itu, dengan menyatakan bahwa mereka akan terus menyerang instalasi penting Israel di seluruh wilayah pendudukan.
Kemudian, kelompok itu mengumumkan serangan pesawat nirawak lain yang menargetkan lokasi penting di wilayah yang sama.
Perlawanan Islam di Irak telah terlibat dalam operasi-operasi ini sejak Israel memulai kampanye militernya di Gaza pada awal Oktober. Kelompok perlawanan Irak tersebut juga telah menargetkan pangkalan militer AS di Irak dan Suriah, mengecam dukungan Washington terhadap Israel selama perang genosida tersebut.
Sejak Oktober tahun lalu, Israel telah mengintensifkan pembomannya di Gaza, menargetkan infrastruktur sipil seperti rumah sakit, bangunan tempat tinggal, dan tempat ibadah.
Baca juga: Mengenal Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah
Perang Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kematian sedikitnya 41.586 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dengan 96.210 orang lainnya terluka.
Selain itu, diperkirakan 1,9 juta penduduk, sekitar 90% dari populasi Gaza, telah mengungsi.