Penulis Palestina yang Dipenjara Israel Terima Penghargaan Buku Bergengsi

Penulis Palestina yang Dipenjara Israel Terima Penghargaan Buku Bergengsi

Abu Dhabi, Purna Warta Seorang penulis Palestina yang telah dipenjara oleh Israel selama sekitar 20 tahun telah menerima penghargaan sastra bergengsi untuk novel yang ia tulis dari balik jeruji besi.

Basim Khandaqji memenangkan Penghargaan Internasional bergengsi untuk Fiksi Arab (IPAF) pada hari Minggu dalam sebuah upacara yang diadakan di Abu Dhabi, di Uni Emirat Arab.

Baca Juga : Utusan Korut di PBB Sebut Sanksi akan Gagal

Penerbit novel Khandaqji, A Mask, the Color of the Sky, asal Lebanon, menerima penghargaan atas namanya.

Buku tersebut terpilih dari 133 karya lain yang dikirimkan ke kompetisi. Laporan menunjukkan bahwa penulisnya mungkin tidak menyadari kesuksesan sastranya dan kemungkinan besar tidak akan menerima hadiah $50.000 yang diberikan oleh IPAF.

Buku pemenang hadiah ini menceritakan kisah seorang arkeolog Palestina yang tinggal di kamp pengungsi di Ramallah yang secara tidak sengaja menemukan kartu identitas seorang pemukim Israel dan menggunakannya untuk mendapatkan akses ke situs penggalian di Tepi Barat yang diduduki Israel, tempat Ramallah berada.

Seorang anggota tim juri IPAF mengatakan novel Khandaqji “membedah realitas pahit dan kompleks dari fragmentasi keluarga, pengungsian, genosida, dan rasisme”.

Khandaqji termasuk di antara lebih dari 4.500 warga Palestina yang saat ini tinggal di penjara-penjara Israel. Kesuksesannya menarik perhatian para pembaca di tengah agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza di mana rezim tersebut telah membunuh hampir 34.500 orang sejak menyerbu wilayah tersebut pada awal Oktober.

Baca Juga : Protes Pro-Palestina Guncang Universitas-universitas di AS Saat Demonstrasi Berlanjut Secara Global

Banyak penulis Palestina telah menulis buku-buku abadi selama mereka ditahan di Palestina yang diduduki.

Yahya Sinwar, yang saat ini memimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, lawan nomor satu Israel di Gaza, telah membayangkan masa depan pembebasan Palestina dalam sebuah buku berjudul The Thorn and Carnation yang ia tulis di penjara Israel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *