Baghdad, Purna Warta – Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim al-Araji mengungkapkan hasil penyelidikannya atas serangan drone terhadap rumah perdana Menteri Irak, al-Kazemi, yang mana para ahli Analisa Irak menganggapnya sebagai laporan yang tidak jelas.
Qasim al-Araji, penasihat keamanan nasional Irak, mengatakan tentang penyelidikannya atas serangan drone terhadap rumah Mustafa al-Kazemi, “Komite investigasi yang diketuai oleh saya sendiri, dengan keanggotaan pejabat dari kantor Perdana Menteri, menteri dan pejabat keamanan, dan tokoh-tokoh penting dan khusus telah melakukan beberapa penyelidikan.”
Baca Juga : Negosiator Senior Iran Menuntut Hak Iran Pada Pembicaraan Iran
Al-Araji mengatakan bahwa komite investigasi telah membuktikan bahwa serangan drone ke rumah Perdana Menteri dilakukan dengan dua drone yang meluncurkan roket. Satu roket merusakkan atap rumah, roket lainnya meledak dan merusak halaman rumah. Kami telah memperoleh spesifikasi drone yang menyerang rumah Perdana Menteri tersebut.”
Penasihat Keamanan Nasional Irak menambahkan: “Dua tim dari Departemen Anti-Bahan Peledak dan dokumen kriminal dikirim ke lokasi serangan untuk memperoleh jejak kejahatan. Pada hari kedua, proyektil lain ditemukan di atap gedung Rumah Al-Kazemi yang tidak meledak.”
Dia menekankan bahwa serangan roket bertujuan untuk membunuh al-Kazemi sendiri.
Al-Araji mengatakan bahwa tindakan dua tim dari Departemen Bahan Peledak dan Dokumen Kriminal dalam meledakkan roket tanpa mengambil sidik jari telah mengejutkan kami. Dia menambahkan: komite investigasi memutuskan untuk memenjarakan dua tim yang bertanggung jawab atas hilangnya sidik jadi dan ledakan roket tersebut dan menyerahkannya kepada Kementerian Dalam Negeri.”
Baca Juga : Presiden Iran – Perancis Lakukan Pembicaraan Bilateral dan JCPOA Melalui Telepon
Dengan memperhatikan penyelidikan yang terus berlanjut untuk mengetahui penyebab hilangnya sidik jari dan ledakan roket, Penasihat Keamanan Nasional Irak mengatakan: “Komite investigasi sedang mencari bukti dan dokumen tentang insiden ini. Penyelidikan dilakukan terbebas dari pengaruh perselisihan politik dan tanpa tekanan apa pun. Hal ini merupakan tugas kami.”
Dia menambahkan: “Perdana Menteri telah menyarankan Komite Investigasi untuk melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya dengan tidak memihak siapapun, dan profesional, serta mengutamakan kepentingan negara.”
Al-Araji mengatakan bahwa komite belum menerima bantuan dari pihak asing mana pun dalam proses penyelidikan dan menambahkan: “Kami mungkin mencari bantuan dari negara-negara yang bersaudara dan bersahabat untuk mengklarifikasi fakta.”
Al-Araji menekankan bahwa petunjuk penting telah dicapai untuk mendapatkan kebenaran, akan tetapi masih membutuhkan cukup waktu untuk mendapatkan hasil yang tepat. Negara ini telah menghadapi tantangan keamanan selama bertahun-tahun, dan kita harus bekerja sama untuk mengidentifikasi mereka yang menjadikan keamanan sebagai mainan mereka.
Baca Juga : Para Ilmuwan Iran Berhasil Tingkatkan Produktivitas Ternak dan Unggas Melalui Pemuliaan Genetik
Dia melanjutkan dengan menunjukkan bahwa radar tidak dapat mendeteksi drone yang terbang di ketinggian rendah.
Penasihat Keamanan Nasional Irak mengatakan bahwa mereka memiliki koordinat yang tepat dari lokasi drone, salah satunya dirakit di dalam negeri dan proyektilnya terbuat dari penutup plastik.
Al-Araji menyatakan bahwa drone mendarat di timur laut Baghdad dan lokasi penerbangan mereka telah ditentukan.
Al-Araji menambahkan bahwa “laporan tekah disiapkan dari tim keamanan bergerak Perdana Menteri dan tim tetap, dan akhirnya terbukti bahwa serangan terhadap rumah Perdana Menteri adalah serangan teroris yang menargetkan Perdana Menteri. Serangan itu menyebabkan evakuasi rumah.”
Penasihat Keamanan Nasional Irak mengatakan bahwa “antara tempat roket pertama dan kedua yang menghantam dan menargetkan pintu keluar rumah dan tempat duduknya berjarak sekitar 5 meter.”
Baca Juga : Teknologi Fotonik Iran Mengubah Mikroskop Optik Menjadi Holografik
Pada akhirnya, dia meminta semua orang untuk membantu komite ini dengan informasi yang mereka miliki, dan berkata: “Kantor Perdana Menteri telah diminta untuk memberikan data kepada komite berupa nama-nama orang yang telah bertemu dengannya selama sepuluh hari terakhir sebelum kejadian.”
Asaib Ahl al-Haq bereaksi terhadap laporan Penasihat Keamanan Nasional Irak
Salam al-Jazairi, anggota biro politik gerakan Asaib Ahl al-Haq di Irak menyebut laporan yang disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Irak kontradiktif dan kurang bukti, dan mengatakan “ada beberapa kebingungan tentang hasil investigasi atas serangan terhadap rumah perdana menteri. Laporan yang dikeluarkan sangat mengecewakan bahkan badan-badan keamanan merasa bingung dan memiliki sikap menentang laporan tersebut.”
Dia menambahkan: “Serangan ini telah direncanakan yang ditujukan untuk menginjak-injak darah para syuhada yang melakukan unjuk rasa. Layanan keamanan tidak mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya akan hal tersebut.”
Al-Jazairi mengatakan bahwa pemerintah telah gagal dengan semua lembaga keamanannya dan belum mencapai petunjuk apapun terhadap hasil penyelidikan. Tidak ada bukti dan alasan yang jelas untuk hal ini.
Baca Juga : Perusahaan Sains Iran Berhasil Produksi Robot Industri Dalam Negeri
Dia melanjutkan: Sabah al-Syabli telah mengklarifikasi bahwa proyektil itu diledakkan atas perintah pejabat tinggi, bagaimana mungkin proyektil itu dihancurkan. Di sisi lain, setiap proyektil dicegat oleh sistem Siram pada jarak 6 km dari daerah Al-Khadra.
Al-Jazairi berkata: “Pihak pertama yang ingin mengungkap kejahatan ini adalah kekuatan kerangka koordinasi Syiah dan mereka mendukungnya; Tetapi semua bukti menunjukkan bahwa langkah itu direncanakan di dalam Zona Hijau.”
Dia menambahkan: “Drone Amerika terbang pada malam kejadian dan tidak ada jejak proyektil.”
“Pertemuan untuk mengumumkan hasil investigasi telah mengkonfirmasi keakuratan penargetan, tetapi tidak mengklarifikasi pelakunya,” kata analis Irak Hamid al-Kifai.
Baca Juga : Ahli Virus Rusia Jelaskan Kemungkinan Hubungan Antara Mutan Omicron Dengan AIDS
Khalid al-Taie, seorang analisa Irak juga mengatakan bahwa proses penyelidikan tidak memiliki bukti. Al-Araji tidak memberikan bukti apapun.
Analis Irak lainnya, Ramazan al-Badran mengatakan adanya ambiguitas dalam proses penyelidikan serangan drone terhadap rumah al-Kazemi sebagai pelarian dari konfrontasi.