Washington, Purna Warta – Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, menyatakan bahwa normalisasi antara Saudi dan Israel membutuhkan sebuah proses yang panjang.
Jake Sullivan pada Senin (11/7) kemarin mengatakan bahwa titik fokus kunjungan Presiden Joe Biden ke Timur Tengah adalah penguatan hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Namun terkait soal normalisasi hubungan antara keduanya, Sullivan berkata ‘masih butuh proses panjang’.
Baca Juga : Utusan PBB Cari Gencatan Senjata Jangka Panjang
“Normalisasi atau upaya apapun semacamnya, khususnya Saudi dan Israel, akan membutuhkan proses yang panjang,” ujarnya. “Pada kunjungan ke Timur Tengah kali ini, kami akan lebih fokus pada progres dan menemukan momentum unuk bergerak ke arah sana (normalisasi),” tambahnya.
Biden dijadwalkan akan mendarat di bandara Ben Gurion, Tel Aviv pada Rabu (13/7) besok. Rencananya, Biden juga akan mengunjungi Tepi Barat sebelum akhirnya terbang ke Arab Saudi pada Jumat (15/7) dua hari berselang. Para pejabat Israel sangat mengharapkan adanya progres dalam normalisasi dengan Arab Saudi dengan kunjungan Biden.
Biden akan menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang terbang dari Israel langsung ke Arab Saudi. Biden bahkan menyebut penerbangan itu sebagai ‘langkah menuju normalisasi’ dan ‘simbol kecil’ menghangatnya hubungan antara Israel dengan dunia Arab.
Sullivan sendiri mengatakan bahwa penerbangan tersebut merupakan langkah yang tidak biasa namun sangat berarti. “(Penerbangan) itu menunjukkan harapan bahwa jalinan hubungan (antara keduanya) dapat lebih besar dari yang dibayangkan,” ujarnya.
Baca juga: Sharaka: Israel – Emirat Grup yang Dorong Pakistan Ikut Normalisasi
Selain urusan normalisasi, Biden juga dikabarkan membawa misi anti-Iran ke Israel. Menhan Israel, Benny Gantz mengatakan bahwa datangnya Biden diharapkan dapat mempercepat terbentuknya aliansi militer regional anti-Iran. Aliansi tersebut akan meliputi negara-negara Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Bahrain, Arab Saudi dan Qatar.