Tehran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei telah menegur negara-negara yang berusaha melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, dengan menyatakan bahwa “rezim Zionis akan binasa”.
“Sikap yang pasti dari Republik Islam Iran adalah bahwa pemerintah yang menggunakan pertaruhan normalisasi dengan rezim Zionis sebagai model kekalahan dan kerugian bagi mereka,” kata Ayatullah Khamenei pada hari Selasa (3/10).
Baca Juga : PBB Berencana Gelar Voting mengenai Pengiriman Pasukan Asing ke Haiti
“Mereka telah membuat kesalahan dan seperti yang dikatakan orang-orang Eropa, mereka bertaruh pada pihak yang akan kalah,” katanya kepada sekelompok orang, pejabat pemerintah, duta besar negara-negara Islam dan tamu konferensi persatuan internasional di Tehran.
Ayatullah Khamenei mengatakan situasi di Israel bukanlah situasi yang tepat dalam mendorong kedekatan mereka dan negara-negara Muslim, tentunya Negara-negara muslim “tidak boleh melakukan kesalahan ini”.
“Saat ini, gerakan Palestina lebih kuat dari sebelumnya dalam tujuh puluh delapan puluh tahun terakhir, dan pemuda Palestina serta gerakan anti-perampasan kekuasaan, anti-penindasan dan anti-Zionisme menjadi lebih kuat, lebih hidup, dan lebih siap dari sebelumnya. seperti yang Anda lihat sendiri,” tegasnya.
“Dan Insya Allah, gerakan ini akan membuahkan hasil, dan sebagaimana mendiang Imam Khumaini yang terhormat telah menggambarkan rezim yang mengambil alih kekuasaan sebagai sebuah kanker merusak, Insya Allah, kanker ini akan diberantas di tangan rakyat Palestina dan kekuatan perlawanan dunia di seluruh wilayah,” tambahnya.
Baca Juga : Irak Tegaskan Kembali Penolakannya terhadap Kehadiran Pasukan Asing di Wilayahnya
Ayatullah Khamenei mengatakan Israel memiliki kebencian terhadap negara-negara Muslim.
“Rezim Zionis penuh kebencian dan kemarahan, tidak hanya terhadap kami, tapi juga negara lain. Rezim Zionis tidak senang dengan negara-negara disekitarnya. Mereka juga membenci Mesir, Irak dan Suriah.”
“Mengapa? Karena tujuan mereka sesungguhnya adalah menguasai dari Sungai Nil sampai Efrat dan hal itu tidak akan pernah terjadi. Negara-negara ini tidak akan pernah mengizinkannya karena alasan yang berbeda – beda,” kata Rahbar.
“Tentu saja, Al-Qur’an mengatakan dengan jelas, ‘Marahlah dan matilah karena amarah.’ Mereka sedang sekarat sekarang dan atas karunia Tuhan mereka sedang ‘Marah dan mati karena amarah’,” tambahnya.
Ayatullah Khamenei mengatakan permusuhan terhadap Islam kini semakin nyata, sembari menunjukkan aksi penodaan Al-Qur’an yang terjadi di Barat sebagai contohnya.
Baca Juga : Polisi Inggris Divonis Bersalah telah Melakukan Pembunuhan terhadap Pemuda Kulit Hitam
“Orang bodoh menghina dan pemerintah mendukungnya, yang menunjukkan bahwa isu tersebut bukan sekedar tindakan yang dibuat-buat,” ujarnya.
“Kami tidak ada urusan dengan orang bodoh dan mereka tidak sadar karena telah menghukum dirinya sendiri dengan hukuman dan eksekusi paling berat demi memenuhi tujuan elemen di balik layar. Pembahasannya adalah tentang perancang kejahatan dan kebencian.”
“Mereka berpikir bahwa mereka dapat melemahkan Al-Qur’an, namun mereka salah dan mereka merusak diri mereka sendiri,” tambahnya.
Ayatullah Khamenei mengatakan gagasan melemahkan Al-Qur’an dengan tindakan seperti itu adalah hanya sebuah khayalan, yang tiada lain hal tersebut hanya mengungkap bagian dalam permusuhan terhadap Kitab Suci.
Baca Juga : Iran: Angkatan Darat Gelar Latihan Drone Militer Skala Besar di Seluruh Negeri
“Al-Qur’an adalah kitab hikmah, ilmu pengetahuan, humanisasi dan kebangkitan, sedangkan permusuhan terhadap Al-Qur’an sebenarnya adalah permusuhan dengan konsep-konsep luhur tersebut. Tentu saja, Al-Qur’an merupakan ancaman bagi negara-negara korup Al-Qur’an mengutuk penindasan dan menyalahkan orang-orang tertindas yang menyerah pada penindasan.”
Ayatullah Khamenei juga mengatakan bahwa pembenaran untuk menodai Al-Quran dengan julukan kebebasan berpendapat yang basi hanya mempermalukan para pembelanya.
“Di negara-negara yang mengizinkan penghinaan terhadap Al-Qur’an dengan dalih kebebasan berpendapat, apakah mereka juga mengizinkan penyerangan terhadap simbol-simbol Zionis? Bahasa apa yang dapat digunakan untuk membuktikan dengan lebih jelas bahwa negara-negara tersebut berada di bawah dominasi Zionis yang kejam, kriminal, dan melakukan penjarahan di dunia?”
Ayatullah Khamenei menyinggung pada kesempatan Pekan Persatuan Islam, menyerukan kepada para pemimpin dan politisi negara-negara Islam serta para ahli dan elit dunia Islam untuk merenungkan pertanyaan: Siapa musuh persatuan negara-negara Islam? dan apakah persatuan umat Islam merugikan? dan Apakah persatuan Islam dapat mencegah campur tangan dan penjarahan mereka?
Baca Juga : Hizbullah: Normalisasi Berarti Meninggalkan Palestina dan Memperkuat Musuh
Pemimpin menyerukan negara-negara Islam di Asia Barat dan Afrika Utara untuk bersatu mencegah kejahatan pencurian, pemaksaan dan campur tangan Amerika Serikat.
“Amerika Serikat menyerang negara-negara di kawasan ini secara politik dan ekonomi, mencuri minyak Suriah, melindungi dan menahan Daesh yang kejam, biadab, dan haus darah di kamp-kampnya, sehingga mereka dapat membawa kelompok tersebut kembali ke lapangan kapan pun diperlukan untuk mencampuri urusan negara-negara di kawasan ini.”
“Namun, jika semua orang bersatu dan Iran, Irak, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk Persia mengadopsi kebijakan tunggal dalam isu-isu mendasar dan umum, maka kekuatan-kekuatan penindas tidak akan bisa dan tidak berani ikut campur dalam urusan internal mereka termasuk urusan dan kebijakan luar negeri.”
Baca Juga : India Usir 41 Diplomat Kanada di Tengah Pertikaian Ottawa-Delhi
Ayatullah Khamenei berkata, “Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, kami tidak mendorong siapa pun untuk berperang dan melakukan tindakan militer, dan kami juga menghindarinya, jadi ajakan untuk mendekatkan barisan dan bersatu adalah untuk mencegah penghasutan Amerika Serikat, karena merekalah yang memulai perang dengan segala bentuk peperangan.”