Beirut, Purna Warta – Seorang sumber di Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon menyatakan bahwa seorang pejabat tinggi dari gerakan perlawanan Hizbullah telah ditembak dan dibunuh oleh penyerang tak dikenal di distrik Beqaa Barat, Lebanon, yang berbatasan dengan Suriah.
Sumber yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa para penyerang, yang mengendarai dua kendaraan, melepaskan tembakan ke arah Sheikh Mohammed Hammadi saat ia berdiri di luar rumahnya di kota Machghara, timur Lebanon, pada Selasa (21/1).
Hammadi mengalami beberapa luka tembak dan segera dilarikan ke rumah sakit di kota Sohmor yang berdekatan. Namun, ia meninggal dunia akibat luka-lukanya tak lama kemudian.
Sebagai tanggapan, unit-unit tentara Lebanon dengan cepat mengepung kota Machghara dan mendirikan pos pemeriksaan tetap dan bergerak di seluruh kota-kota di Beqaa Barat. Mereka juga melancarkan perburuan besar-besaran untuk menangkap para pelaku.
Menurut pejabat keamanan Lebanon, serangan udara Israel terus menargetkan kota Machghara meskipun telah ada perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.
Israel terpaksa menerima gencatan senjata dengan Hizbullah setelah menderita kerugian besar selama hampir 14 bulan pertempuran dan gagal mencapai tujuannya dalam agresi terhadap Lebanon.
Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 27 November dan akan berlangsung selama 60 hari dengan harapan tercapainya penghentian permusuhan secara permanen.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, sebuah komite pemantauan internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata.