Tehran, Purna Warta – Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh mengatakan front perlawanan telah memperluas otoritas, kekuasaan dan geografinya berkat pengorbanan yang dilakukan oleh mendiang komandan anti-teror Iran Jenderal Qassem Soleimani.
Baca Juga : Lebanon Berencana Laporkan Pembunuhan Pejabat Hamas oleh Israel ke DK PBB
Nasirzadeh menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Selasa (2/1) menjelang peringatan keempat kemartiran Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran yang dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di ibu kota Irak, Bagdad pada 3 Januari 2020.
Menunjuk pada peran komandan legendaris tersebut dalam kebangkitan front perlawanan, Nasirzadeh mengatakan, “Martir Soleimani memperluas geografi perlawanan di tingkat regional dan menjadikan front perlawanan mandiri.”
Menekankan bahwa kekuatan, swasembada, dan kemandirian perlawanan merupakan hasil dari upaya komandan anti-teror Iran, Nasirzadeh mengatakan, “Perluasan geografi perlawanan bergantung pada pengorbanan Martir Soleimani, dan hasil dari perjuangan Perlawanan Palestina pasti akan menjadi pembebasan al-Quds yang diduduki.”
Dia juga menyinggung perkembangan terkini di Palestina dan menggarisbawahi bahwa peralatan pasukan perlawanan Palestina “sepenuhnya berasal dari dalam negeri.”
“Pasukan perlawanan Palestina mandiri dalam hal senjata dan peralatan dan telah mampu mengalahkan penjahat Zionis,” tambah Nasirzadeh.
Baca Juga : Iran: Mesin Teror Israel Merupakan Ancaman Nyata bagi Perdamaian Regional
Jenderal Soleimani menelanjangi wajah sebenarnya AS dan Israel
Hossein Nejat, wakil kepala Pangkalan Sarallah IRGC, juga memuji wawasan Jenderal Soleimani, dengan mengatakan bahwa komandan tertinggi tersebut “melihat wajah sebenarnya” dari Amerika Serikat, rezim Israel, dan Eropa.
“Orang Barat punya dua wajah,” kata Nejat. “Salah satunya adalah wajah penuh hiasan dari mereka yang menganggap diri mereka pendukung demokrasi, hak asasi manusia dan kemajuan, dan yang lainnya adalah wajah mereka yang sebenarnya, yang kita lihat saat ini di Gaza.”
Komandan IRGC menunjuk pada kejahatan Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, dan mengatakan bahwa para pemimpin negara-negara Barat sejauh ini secara resmi mendukung rezim pembunuhan anak-anak dan tidak disebutkan hak asasi manusia dan hak-hak anak atas nama mereka.
“Dalam 100 tahun terakhir, setiap perang yang terjadi di seluruh dunia dilakukan oleh Amerika dan Eropa, dan mereka telah menewaskan sekitar 500 juta orang dalam periode ini,” tambahnya.
Nejat menekankan bahwa Amerika Serikat, Eropa dan Israel telah menciptakan kelompok teroris di seluruh dunia. Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, orang kedua di Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, dan rekan-rekan mereka dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS yang disetujui oleh Presiden AS saat itu Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari. 2020.
Baca Juga : Yaman: Kejahatan Amerika dan Israel Tidak Akan Dibiarkan
Kedua komandan tersebut sangat dihormati di Timur Tengah karena peran penting mereka dalam memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.
Kurang dari seminggu setelah serangan itu, anggota parlemen Irak menyetujui rancangan undang-undang yang mengharuskan pemerintah mengusir semua pasukan asing pimpinan AS dari negara tersebut. IRGC juga menargetkan pangkalan Ain al-Asad yang dikelola AS di provinsi Anbar di Irak barat dengan gelombang serangan rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani.