Damaskus, Purna Warta – Setelah kegagalan pemerintah AS untuk menggulingkan pemerintah Suriah dan adanya normalisasi hubungan antara Damaskus dengan beberapa negara Arab, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Suriah mengatakan bahwa pemerintah AS tidak berusaha untuk melakukan perubahan rezim di Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Araby Al-Jadeed, Ethan Das Goldrich, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Suriah, mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung normalisasi hubungan dengan Damaskus.
Baca Juga : Daerah Zeinabiah di Damaskus setelah Serangan Israel
Pejabat AS itu mengulangi tuduhan Washington terhadap pemerintah Suriah, dalam bagian dari wawancara ini, dia mengklaim: Setelah lebih dari satu dekade perang, kami selalu bersikeras untuk tidak menggunakan solusi militer. Perang ini hanya dapat diselesaikan melalui transisi politik yang sesuai dengan Resolusi 2254.
Dia dalam melanjutkan klaimnya mengatakan: Untuk memajukan solusi politik yang luas untuk perang, kami berfokus pada banyak prioritas operasional utama; Ini termasuk memperluas pengiriman bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Suriah, memperluas kehadiran dan kemitraan militer kami untuk memastikan kekalahan permanen ISIS, mempertahankan gencatan senjata internal di seluruh Suriah untuk mempertahankan tingkat kekerasan yang rendah, dan untuk memperkuat komitmen kuat kami untuk meminta pertanggungjawaban rezim Suriah atas perlakuan buruk yang berkelanjutan.
Dia menambahkan: Pemerintah AS tidak mencoba untuk merekayasa perubahan rezim [Suriah], dan rakyat Suriah harus menentukan kepemimpinan mereka pada akhirnya. Tapi kami akan terus menuntut akuntabilitas dan keadilan bersama rakyat Suriah.
Baca Juga : Unit Rudal Yaman Tembak Jatuh Drone Buatan Turki
Meskipun upaya bertahun-tahun oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan sejumlah negara Arab untuk mengubah pemerintah Suriah dalam beberapa tahun terakhir, upaya ini telah gagal.
Pada November 2011, bersamaan dengan dimulainya krisis internal di Damaskus, negara-negara Arab menangguhkan keanggotaannya di liga Arab. Namun, beberapa negara Arab di Teluk Persia membuka kembali kedutaan mereka di Suriah dalam beberapa bulan terakhir, dan pejabat mereka melakukan perjalanan ke Suriah sebagai tanda perubahan dalam hubungan dengan Damaskus.
Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri Oman Badr al-Busaidi melakukan kunjungan resmi ke ibu kota Suriah, Damaskus.
Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed juga melakukan perjalanan ke Suriah November lalu untuk bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal al-Mekdad.
Baca Juga : Serangan Israel Sebabkan 3 Warga Sipil Suriah Tewas
Sekitar sebulan setelah kunjungan Abdullah bin Zayed ke Suriah, Bahrain juga mengangkat seorang duta besar luar biasa untuk Damaskus.