Pejabat AS dan Israel Adakan Pertemuan Harian di Pangkalan Israel

Tel Aviv, Purna Warta  – Sebuah laporan mengungkapkan bahwa pejabat AS dan Israel telah mengadakan pertemuan harian di Sde Teiman, pangkalan militer Israel yang dikenal sebagai tempat penampungan tahanan Palestina yang menjadi sasaran penyiksaan mengerikan, termasuk pemerkosaan dan kekerasan fisik.

Baca juga: Setidaknya 45 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

Menurut laporan yang diterbitkan oleh The Guardian pada hari Senin, dua pejabat dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengunjungi pangkalan Sde Teiman setiap hari untuk bertemu dengan pejabat Israel dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pangkalan tersebut, yang terletak di Gurun Negev di wilayah Palestina yang diduduki, telah menjadi lokasi pertemuan ini sejak 29 Juli, tambah laporan tersebut.

Sumber mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pertemuan di fasilitas ini dirahasiakan, dengan dokumen USAID menunjukkan bahwa pertemuan tersebut terjadi di Be’er Sheva, kota terdekat.

Penjara Sde Teiman, yang didirikan setelah pecahnya perang genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, dilaporkan menampung sekitar 4.000 tahanan Palestina. Banyak tahanan telah menderita berbagai bentuk penyiksaan, termasuk pemerkosaan, pemukulan, sengatan listrik, dan pemberian makan paksa.

Setidaknya 35 tahanan telah meninggal karena kondisi di fasilitas tersebut.

Pada bulan Agustus, seorang dokter militer Israel memberikan laporan yang mengerikan tentang kondisi tahanan Palestina yang sakit, dengan menggambarkan bagaimana hampir 20 pasien ditemukan di satu tenda, ditutup matanya dan dibelenggu ke tempat tidur baja tua.

Banyak tahanan telah menjalani operasi besar atau menderita luka tembak.

Baca juga: Serangan Hizbullah di Perbatasan Desak Mundur Pasukan Israel

Dokter tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa metode penyiksaan di fasilitas tersebut termasuk memaksa tahanan untuk tetap telanjang dan ditutup matanya untuk waktu yang lama, dengan anggota tubuh diamputasi setelah diborgol dalam waktu lama.

“Situasi di sana lebih mengerikan daripada apa pun yang pernah kita dengar tentang Abu Ghraib dan Guantánamo,” kata Khaled Mahajneh, seorang pengacara di Masyarakat Tahanan Palestina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *