Damaskus, Purna Warta – Pemimpin kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang menguasai Suriah setelah jatuhnya pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad, telah bertemu dengan utusan PBB yang sedang berkunjung, Geir Pedersen. Mohammed al-Golani berdiskusi dengan utusan PBB tentang “perubahan yang terjadi di panggung politik” yang menurut utusan sebelumnya “membuatnya perlu memperbarui” resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2015 “agar sesuai dengan realitas baru,” demikian bunyi pernyataan di saluran Telegram militan tersebut.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015 menetapkan peta jalan untuk penyelesaian politik di negara Arab tersebut, dan juga menyebutkan penunjukan “teroris” terhadap cabang al-Qaeda di Suriah, Front al-Nusra, yang menjadi asal muasal HTS Golani.
Menurut pernyataan tersebut, Golani telah menekankan “perlunya fokus pada persatuan teritorial Suriah, rekonstruksi, dan pencapaian pembangunan ekonomi.” Ia juga mengemukakan “pentingnya menyediakan lingkungan yang aman untuk pemulangan para pengungsi dan menyediakan dukungan ekonomi dan politik untuk ini.” Sebelumnya pada hari Minggu, Pedersen menyerukan “proses politik … yang melibatkan semua warga Suriah.”
“Proses itu jelas perlu dipimpin oleh warga Suriah sendiri” dengan “bantuan dan asistensi” dari seluruh dunia, tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin, kantor utusan PBB mengatakan Pedersen telah meyakinkan al-Golani selama pertemuan tersebut bahwa PBB berencana untuk menawarkan segala macam bantuan kepada rakyat Suriah. Militan yang didukung asing, yang dipimpin oleh HTS, menguasai Damaskus pada tanggal 8 Desember dan menyatakan berakhirnya kekuasaan Assad dalam serangan mendadak yang diluncurkan dari benteng mereka di Suriah barat laut, mencapai ibu kota dalam waktu kurang dari dua minggu.
Suriah telah dicengkeram oleh militansi sejak tahun 2011, ketika berbagai kelompok bersenjata, yang disponsori oleh negara-negara Barat dan sekutu regional mereka, memulai upaya mereka untuk menggulingkan pemerintah Suriah.