Shanaa, Purna Warta – Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan operasi balasan berskala besar yang menargetkan kapal-kapal angkatan laut AS di Laut Arab dan Teluk Aden, meningkatkan respons mereka terhadap “agresi Amerika-Inggris terhadap Yaman dan dukungan untuk perang Israel di Gaza”.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, menyatakan pada hari Minggu bahwa operasi tersebut melibatkan serangan terkoordinasi oleh unit angkatan laut, pesawat tak berawak, dan rudal.
“Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Pasukan Rudal Yaman, dengan pertolongan Allah SWT, telah melaksanakan operasi militer gabungan yang kualitatif, dengan menargetkan sebuah kapal perusak Amerika dan tiga kapal pasokan milik tentara Amerika, yaitu ‘Stena Impeccable,’ ‘Maersk Saratoga,’ dan ‘Liberty Grace,’” kata Saree dalam sebuah pernyataan.
Serangan tersebut menggunakan enam belas rudal balistik dan jelajah, beserta sebuah pesawat tanpa awak. Saree menekankan ketepatan serangan tersebut, dengan menyatakan, “Serangan itu akurat dan langsung, alhamdulillah.”
Operasi tersebut menyusul serangan rudal sebelumnya oleh pasukan Yaman pada hari Minggu yang menargetkan lokasi strategis di Tel Aviv, yang dilakukan dengan menggunakan rudal hipersonik Palestine 2. Saree menyatakan tindakan ini merupakan bagian dari sikap Yaman terhadap agresi AS dan Israel, khususnya di Gaza.
“Operasi ini tidak akan berhenti sampai agresi terhadap Jalur Gaza berhenti dan pengepungan dicabut,” katanya, menegaskan kembali dukungan Yaman terhadap perjuangan Palestina. Ia mengakhiri dengan doa Al-Quran: “Cukuplah Allah bagi kami, dan Dialah sebaik-baik Pemberi. Sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Solidaritas Yaman dengan Palestina semakin kuat sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Menurut pejabat Yaman, tindakan mereka bertujuan untuk menekan AS, Inggris, dan Israel agar menghentikan “perang genosida” di Gaza. Serangan Israel telah merenggut sedikitnya 44.382 nyawa, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 105.000 orang.
Gerakan Ansarullah Yaman secara eksplisit mengaitkan serangannya terhadap kapal-kapal AS dan sekutunya dengan upaya untuk mengakhiri pengepungan dan agresi yang sedang berlangsung di Gaza. Sementara itu, militer AS mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 pada bulan Oktober untuk menyerang Yaman dalam sebuah langkah yang dianggap mendukung operasi Israel.