Bagdad, Purna Warta – Pasukan pendudukan AS di Irak dan Suriah menghadapi serangan terpisah dalam 24 jam terakhir, menandai insiden pertama setelah jeda hampir tiga bulan di tengah meningkatnya kemarahan regional atas dukungan Washington terhadap perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Dilaporkan oleh Reuters pada hari Senin (22/4), sumber keamanan Irak yang tidak disebutkan namanya dan pejabat AS mengungkapkan bahwa serangan rudal dan drone menargetkan pangkalan militer Amerika.
Seorang pejabat Amerika mengungkapkan bahwa setidaknya satu drone bersenjata menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad, markas pasukan AS di provinsi Anbar, Irak barat.
Selain itu, pihak berwenang AS dan Irak mengkonfirmasi lima roket diluncurkan dari Irak utara menuju pasukan Amerika di sebuah pangkalan di Rimelan, yang terletak di timur laut Suriah yang terpencil.
Sejauh ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau tingkat kerusakan akibat serangan tersebut. Belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Di tengah meningkatnya sentimen anti-AS di wilayah tersebut, pasukan perlawanan Irak telah melakukan banyak serangan terhadap instalasi militer yang dioperasikan AS di Irak dan Suriah, sebagai reaksi terhadap dukungan Washington terhadap kampanye genosida Israel di Gaza.
Israel memulai perang brutal di Jalur Gaza yang terkepung pada tanggal 7 Oktober, menyusul operasi bersejarah yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina terhadap entitas pendudukan, sebagai pembalasan atas meningkatnya kekejaman terhadap warga Palestina.
Tindakan rezim Tel Aviv telah mengakibatkan kematian sedikitnya 34.097 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 76.980 lainnya menderita luka-luka.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah memberikan Israel senjata dan dukungan intelijen, berulang kali memveto resolusi PBB yang menyerukan diakhirinya agresi rezim Israel di Gaza.