Tehran, Purna Warta – Menurut media pemberitaan lokal Iran, Hamid Pournorouz ditikam sampai mati beberapa kali setelah perusuh bersenjata menerobos masuk ke rumahnya di kota Lahijan, terletak 384 kilometer (238 mil) utara ibukota Teheran, pada 3 November.
Korban berusia 40 tahun itu dibunuh dengan darah dingin di depan putrinya yang masih kecil, seorang saksi mata kekejaman itu.
Salah satu perusuh, seorang pria berusia 27 tahun, dalam pengakuannya yang diterbitkan oleh kantor berita Mehr mengatakan dia berada di jalan bersama kerumunan perusuh pada hari kejahatan yang menghebohkan itu, dan menambahkan bahwa dia dan orang lain kemudian berlari ke arah gang belakang.
Segera setelah itu, dia melihat dua orang di atas pikap Paykan yang membawa dua karung berisi bom molotov.
Para perusuh datang untuk mengambil bom bensin, tambahnya, sebelum sekelompok perusuh mulai menggedor pintu sebuah rumah dan memaksanya terbuka.
Seorang pria di antara kerumunan kemudian berteriak, “Saya membuka paksa pintunya! Masuk ke dalam!”
Saat itulah para perusuh memasuki rumah, beberapa di antaranya menikam Pournorouz saat putrinya yang panik sedang melihat.
Para perusuh penuh penyesalan saat menceritakan keadaan seputar pembunuhan brutal terhadap anggota muda Basij.
Kerusuhan yang didukung asing telah melanda berbagai provinsi Iran sejak wanita berusia 22 tahun Mahsa Amini meninggal di rumah sakit pada 16 September, tiga hari setelah dia pingsan di kantor polisi. Investigasi mengaitkan kematian Amini dengan kondisi medis yang mendasarinya, bukan dugaan pemukulan oleh polisi.
Kerusuhan hebat selama beberapa bulan terakhir telah merenggut nyawa puluhan orang dan aparat keamanan. Dalam dua bulan terakhir, perusuh bersenjata yang didukung oleh Barat telah membakar properti publik dan menyiksa beberapa anggota Basij dan aparat keamanan hingga tewas.