Riyadh, Purna Warta – Para menteri luar negeri lima negara Arab, dalam pertemuan di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, menekankan perlunya mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza dan mencapai gencatan senjata.
Dalam pertemuan ini, para menteri luar negeri Arab Saudi, Qatar, UEA, Mesir, dan Yordania hadir bersama Hussein Al-Sheikh, sekretaris komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Baca Juga : Jubir Iran: Agresi AS di Bagdad Bentuk Dukungan pada Rezim Zionis
Para menteri luar negeri kelima negara Arab ini menuntut penghapusan segala pembatasan yang menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Dalam pertemuan permusyawaratan para menteri luar negeri negara-negara Arab di Riyadh, mereka juga menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah yang tidak dapat diubah untuk membentuk dua negara merdeka.
Selain itu, para menteri luar negeri negara-negara Arab mengumumkan dukungan mereka terhadap badan UNRWA dan meminta semua pendukungnya untuk memenuhi peran mereka terhadap pengungsi Palestina.
Pada tanggal 7 Oktober Perlawanan Palestina melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa terhadap pasukan rezim Israel sebagai respons atas kejahatan harian rezim terhadap rakyat Palestina selama 75 tahun pendudukan Palestina sejak tahun 1948.
Dari tanggal 15 Oktober hingga 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas. Diamnya komunitas internasional dan lembaga hak asasi manusia terhadap kejahatan rezim Zionis membuka jalan bagi berlanjutnya pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di Gaza oleh mesin perang rezim tidak sah Israel tersebut.
Baca Juga : Nikaragua Minta Bergabung Dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan dalam statistik terbarunya bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat agresi rezim Zionis di Jalur Gaza telah mencapai lebih dari 27 ribu orang dan jumlah korban luka mencapai sekitar 67 ribu orang.