Beijing, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Husein Amir Abdullahian dan mitranya dari Saudi, Pageran Faisal bin Farhan Al Saud, dilaporkan akan bertemu di ibu kota China, Beijing, pada Kamis (5/4).
Menurut laporan yang diterbitkan pada hari Rabu (4/4), pertemuan tersebut, yang akan menjadi yang pertama dalam lebih dari tujuh tahun, bertujuan mengaktifkan kesepakatan baru-baru ini antara Tehran dan Riyadh untuk menghidupkan kembali hubungan.
Pertemuan hari Kamis mengikuti tiga percakapan telepon antara diplomat top Iran dan Saudi, di mana mereka membahas langkah-langkah ke depan mengenai pakta rekonsiliasi penting yang ditengahi China serta kesepakatan bilateral lainnya.
Beijing dipilih sebagai tempat pertemuan sebagai perpanjangan dari peran positifnya dalam memediasi pemulihan hubungan Iran-Saudi dan memfasilitasi komunikasi antara dua kekuatan Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Iran Ibrahim Raisi telah menerima undangan dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk mengunjungi Riyadh.
Setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi sepakat pada 10 Maret untuk melanjutkan hubungan diplomatik mereka dan membuka kembali kedutaan dan misi diplomatik mereka setelah tujuh tahun keterasingan.
Dalam pernyataan bersama setelah penandatanganan perjanjian, Tehran dan Riyadh menyoroti perlunya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Mereka setuju untuk menerapkan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada April 2001 dan kesepakatan lain dicapai pada Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi, komersial, investasi, teknis, ilmiah, budaya, olahraga, dan kepemudaan.
Yang membuat cemas AS dan Israel, detente berpotensi meredakan ketegangan di seluruh wilayah yang ditandai dengan turbulensi selama beberapa dekade.