Damaskus, Purna Warta – Mengutip sumber-sumber lokal, kantor berita Sputnik Rusia melaporkan bahwa proyektil mendarat di sekitar ladang minyak al-Omar yang dikuasai AS pada Sabtu malam (17/12), menyebabkan beberapa ledakan di daerah sekitarnya.
Karena Washington berusaha untuk mengerahkan lebih banyak pasukan militer di wilayah Suriah yang kaya energi untuk menjarah sumber daya alam di sana.
Sampai saat ini, belum ada laporan segera tentang cedera serius atau kemungkinan korban jiwa.
Pesawat militer AS terbang dengan intens di atas lapangan setelah serangan itu. Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Militer AS telah lama menempatkan pasukan dan peralatannya di Suriah timur laut, dengan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu jatuh ke tangan teroris Daesh.
Damaskus, bagaimanapun, mempertahankan pengerahan itu dimaksudkan untuk menjarah sumber daya alam negara itu. Mantan presiden AS Donald Trump mengakui dalam beberapa kesempatan bahwa pasukan Amerika hadir di negara Arab itu untuk kekayaan minyaknya.
Kembali pada 2 Desember, seorang juru bicara kementerian luar negeri Cina mengecam pengerahan pasukan militer AS di Suriah dan penyelundupan minyak dan biji-bijian sebagai tindakan ilegal.
“Penempatan pasukan AS di Suriah adalah ilegal. Penyelundupan minyak dan biji-bijian AS dari Suriah adalah ilegal. Serangan rudal AS terhadap Suriah juga ilegal,” kata Zhao Lijian dalam jumpa pers harian di ibu kota Beijing.
Diplomat Cina mengutip data resmi dari pemerintah Suriah bahwa antara 2011 dan paruh pertama 2022, kegiatan penyelundupan AS telah merugikan Suriah lebih dari 100 miliar dolar.
Zhao menekankan bahwa Amerika Serikat terus melanggar hukum dan aturan internasional, namun mengklaim sebagai juara dari apa yang disebutnya “tatanan internasional berbasis aturan.”
Dia menambahkan bahwa ketika Washington berbicara tentang “aturan”, sering kali mereka hanya berusaha mencari dalih untuk melayani kepentingannya sendiri dan melanggengkan hegemoninya.
Ledakan besar di depot senjata AS di Irak utara
Secara terpisah, ledakan besar mengguncang depot senjata milik pasukan pendudukan AS di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.
Sabereen News, saluran berita Telegram yang terkait dengan Unit Mobilisasi Populer anti-teror Irak – lebih dikenal dengan nama Arab Hashd al-Sha’abi – melaporkan bahwa ledakan itu terjadi di daerah Kani Qirjalah di distrik Kabat di provinsi Erbil.
Laporan itu menambahkan bahwa tidak ada informasi segera tentang tingkat kerusakan yang disebabkan dan kemungkinan korban yang terkena.
Sabereen News menambahkan bahwa keadaan seputar ledakan masih belum diketahui.