Pangkalan Militer AS di Suriah Timur Terkena Serangan Roket

Damaskus, Purna Warta – Sebuah fasilitas militer ilegal yang menampung pasukan pendudukan AS di provinsi timur Suriah, Dayr al-Zawr, dilaporkan telah diserang roket dari daerah sekitar.

Baca juga: WHO Umumkan Jeda Tiga Hari dalam Perang Gaza untuk Vaksinasi Polio

Jaringan berita televisi berbahasa Arab Lebanon, al-Mayadeen, mengutip sumber-sumber lokal, melaporkan bahwa beberapa ledakan terdengar di daerah dekat ladang gas Conoco yang dikendalikan AS pada Kamis malam setelah sejumlah proyektil menghantam lokasi tersebut.

Pasukan AS mengaktifkan sistem pertahanan rudal di pangkalan tersebut untuk menghadapi roket yang masuk.

Tidak ada laporan langsung tentang kemungkinan korban atau tingkat kerusakan di instalasi tersebut.

Pasukan perlawanan Irak telah melakukan lusinan serangan terhadap instalasi militer yang dikelola AS di Irak dan Suriah di tengah meningkatnya sentimen anti-AS di wilayah tersebut atas dukungan Washington terhadap perang genosida Israel terhadap Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 40.602 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Ada hampir 2.500 tentara Amerika di Irak dan sekitar 900 di Suriah sebagai bagian dari apa yang diklaim Washington sebagai pasukan tempur melawan Daesh.

AS telah mempertahankan kehadirannya, meskipun negara-negara Arab dan sekutunya mengalahkan kelompok teroris Takfiri pada akhir tahun 2017.

Pada tahun 2020, parlemen Irak memberikan suara untuk pengusiran pasukan AS.

Pemungutan suara dilakukan setelah komandan antiteror tertinggi Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan wakil komandan Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU) Abu Mahdi Al-Muhandis dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak pengecut yang diperintahkan oleh presiden AS saat itu Donald Trump di luar bandara Baghdad.

Baca juga: Hari ke-3 Serangan Tepi Barat: Pasukan Israel Membunuh 3 Warga Palestina

Pada tanggal 8 Januari 2020, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad yang dikelola AS di Irak setelah melancarkan gelombang serangan untuk membalas pembunuhan dua komandan antiteror tertinggi.

Menurut Pentagon, lebih dari 100 pasukan Amerika menderita “cedera otak traumatis” selama serangan balasan di pangkalan tersebut.

Namun, IRGC mengatakan Washington menggunakan istilah tersebut untuk menutupi jumlah orang Amerika yang tewas selama serangan balasan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *