Yerusalem, Purna Warta – Palestina mengatakan setiap langkah Inggris untuk melakukan pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum Internasional.
Perdana Menteri Inggris Liz Truss, di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, mengatakan kepada mitranya dari Israel Yair Lapid pada hari Rabu tentang komentarnya tentang lokasi kedutaan Inggris saat ini di Israel, kata Downing Street di London.
Baca Juga : Badan Investigasi India Lakukan Penggerebekan Pemimpin Muslim di Tiap Penjuru Negara
“Sangat disayangkan bahwa Perdana Menteri Liz Truss menggunakan penampilan pertamanya di PBB untuk berkomitmen yang berpotensi melanggar hukum internasional dengan menjanjikan ‘peninjauan’ lokasi kedutaan Inggris untuk Israel,” tulis duta besar Palestina untuk Inggris di Twitter. Kamis.
“Setiap pemindahan kedutaan akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan tanggung jawab bersejarah Inggris,” tulis Husam Zomlot dalam bahasa Inggris.
“Tindakan itu dapat merusak solusi dua negara & mengobarkan situasi yang sudah bergejolak di Yerusalem, sisa wilayah pendudukan dan di antara komunitas di Inggris dan di seluruh dunia. Janji seperti itu tidak bermoral, ilegal, dan tidak bertanggung jawab!”
Any embassy move would be a blatant violation of international law & the UK's historic responsibilities. It undermines the two-state solution & enflames an already volatile situation in #Jerusalem, the rest of the occupied territories and among communities in the UK and worldwide
— Husam Zomlot (@hzomlot) September 22, 2022
Baca Juga : Mikronesia Kecam Rencana Jepang untuk Melepaskan Air Fukushima ke Pasifik
Langkah Kontroversial
Langkah seperti itu tentunya akan serupa dengan keputusan kontroversial mantan presiden Donald Trump untuk memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem, sebuah langkah yang memperburuk bentrokan sengit antara pasukan Israel dan warga Palestina yang melakukan protes pada Mei 2018.
Akan tetapi, langkah kontroversial itu disambut oleh Israel dan dikritik oleh dunia Arab dan sekutu Barat.
Pada saat itu, Inggris di bawah mantan PM Theresa May tidak memiliki rencana untuk memindahkan kedutaannya dan tidak setuju dengan langkah AS.
Setelah pertemuan mereka, Lapid Israel mentweet ucapan terima kasihnya kepada Truss karena mempertimbangkan langkah seperti itu, tetapi hal itu memicu tanggapan tegas dari Palestina.
Yerusalem adalah rumah bagi tempat tersuci dalam Yudaisme dan ketiga tersuci dalam Islam.
Baca Juga : Mahsa Amini dan Zainab Essam; Dua Kematian dalam Satu Permainan Politik Media Barat
Orang-orang Palestina menyebut bagian timur kota yang dicaplok Israel, Yerusalem Timur, sebagai jantung pendudukan negara mereka.
Presiden AS Joe Biden telah memperbarui seruan lama Washington untuk solusi dua negara tetapi tidak membalikkan keputusan kontroversial Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.