Teheran, Purna Warta – Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami pada hari Sabtu meresmikan sebuah pabrik di provinsi selatan Kerman yang menggunakan teknologi plasma untuk mendekontaminasi dan memproses produk makanan, terutama pistachio.
Dikenal sebagai pabrik pengolahan makanan Iran pertama yang menggunakan teknologi plasma untuk sterilisasi dan dekontaminasi produk makanan, pabrik tersebut mulai beroperasi di kota Rafsanjan, pusat budidaya pistachio.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas untuk memproses tiga ton produk per jam.
Pada tahap pertama operasi, pabrik tersebut diharapkan dapat mendekontaminasi dan memproses 6.000 ton kacang per tahun, seperti pistachio, almond, dan kacang tanah, serta tanaman sereal dan polong-polongan seperti jagung dan biji-bijian minyak.
Iradiasi makanan adalah proses pemaparan bahan makanan terhadap sinar untuk membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan dan meningkatkan masa simpan. Manfaatnya sama seperti saat makanan dipanaskan, didinginkan, dibekukan, atau diolah dengan bahan kimia, tetapi tidak mengubah suhu atau meninggalkan residu.
Di seluruh belahan dunia, teknologi iradiasi untuk mengawetkan makanan semakin berkembang. Lebih dari 60 negara di seluruh dunia telah memperkenalkan peraturan yang memperbolehkan penggunaan iradiasi untuk produk makanan termasuk rempah-rempah, biji-bijian, buah, sayuran, dan daging.
Ini dapat menggantikan fumigan kimia yang berpotensi berbahaya yang digunakan untuk membasmi serangga dari buah dan biji-bijian kering.
Menurut FAO, teknik nuklir membantu otoritas nasional di lebih dari 50 negara untuk meningkatkan keamanan pangan dengan mengatasi masalah residu dan kontaminan berbahaya dalam produk makanan dan untuk meningkatkan sistem ketertelusuran mereka dengan analisis isotop stabil.