Riyadh, Purna Warta – Otoritas Saudi telah menahan Letnan Kolonel Omar Nizar, seorang perwira di Pasukan Respons Cepat Irak, setelah ia mengunggah video yang mengkritik Israel selama berziarah ke Mekkah, menurut laporan.
Baca juga: Setidaknya 43 Tewas di Gaza di Tengah Meningkatnya Serangan Israel di Jabalia
Nizar ditangkap setelah membagikan video di media sosial yang berisi doa untuk kemenangan Palestina di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, The New Arab melaporkan.
Video tersebut diyakini sebagai penyebab penangkapannya, dan sejak itu telah beredar luas di internet.
Perwira Irak tersebut telah dirujuk ke Badan Keamanan Negara Saudi (SSA), meskipun nasibnya masih belum pasti, kata pengacaranya kepada televisi pemerintah Irak.
Otoritas Saudi tidak mengizinkan kritik terbuka terhadap Israel sejak militer Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada Oktober tahun lalu.
Menurut data resmi, jumlah korban tewas telah mencapai hampir 42.000, dengan sekitar 100.000 orang terluka dan 10.000 orang dilaporkan hilang. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, pejabat kesehatan mengonfirmasi.
Selain kehilangan nyawa yang mengejutkan, Gaza telah mengalami krisis kemanusiaan yang parah, dengan sistem perawatan kesehatan di ambang kehancuran.
Sebuah laporan terbaru oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor yang berbasis di Jenewa memperkirakan bahwa 10 persen penduduk Gaza telah terbunuh, terluka, hilang, atau ditahan karena tindakan militer Israel.
Laporan tersebut menguraikan tindakan genosida, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap warga sipil di rumah, tempat penampungan, dan kamp pengungsian.
Sementara itu, Israel telah mengintensifkan kampanye militernya di Lebanon dalam beberapa minggu terakhir. Pada tanggal 27 September, serangan udara Israel di Beirut selatan menewaskan Sekretaris Jenderal Hizbullah Seyed Hassan Nasrallah.
Baca juga: Pasukan Israel Hancurkan Infrastruktur Palestina selama Serangan Tepi Barat
Lebih dari 2.000 orang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon, sementara ribuan orang mengungsi, terutama di wilayah selatan negara itu.
Sementara kelompok perlawanan Palestina dan sekutu mereka di Lebanon, Yaman, dan Irak terus melancarkan operasi melawan Israel, Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya tetap bungkam atas tindakan kriminal Israel.
Sebaliknya, media Saudi mengkritik Hamas dan Hizbullah, menyalahkan mereka atas kekerasan di Gaza dan Lebanon.