Tel Aviv, Purna Warta – Benny Gantz dan Avigdor Liberman, ketua dari dua partai oposisi pemerintah Israel pada Minggu (8/10) menyatakan siap untuk membentuk pemerintahan gabungan dengan administrasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Inisiasi ini muncul untuk merespon serangan pejuang Hamas ke kedalaman wilayah pendudukan. Hal ini sudah dibicarakan pada Sabtu (7/10) lalu setelah diserukan oleh pemimpin oposisi Israel sekaligus ketua partai Yesh Atid, Yair Lapid.
Baca Juga : Ansarullah Serukan Poros Perlawanan Perang Lawan Israel
Gantz mengatakan, pihaknya siap menggandeng Netanyahu dengan syarat partainya diberikan pengaruh yang nyata dalam mengelola perang melawan Gaza. Mantan Menteri Pertahanan tersebut berniat membentuk kabinet perang untuk mendikte arah peperangan jika ia bergabung dengan Netanyahu.
Mulanya, Gantz yang pernah menjadi menteri di administrasi Netanyahu enggan menerima tawaran untuk membentuk pemerintahan gabungan tersebut karena ia mengerti betul siapa itu Netanyahu. Namun, ia dan para politikus senior merasa harus mengambil tanggung jawab alih-alih berpangku tangan. “Jika kami diberi kesempatan yang nyata untuk memberi pengaruh dan berpartisipasi dalam mengelola perang, kami akan ikut dan berada di sana sampai akhir,” tambahnya.
Sementara itu, ketua partai Yisrael Beytenu, Avigdor Liberman pada Minggu (8/10) mengatakan pihaknya hanya akan ikut pemerintahan gabungan yang dipimpin Netanyahu dengan syarat bahwa Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Panglima Militer Herzi Halevi mengumumkan secara terbuka bahwa mereka berniat ‘membasmi habis Hamas beserta seluruh pemimpinnya’. Liberman menolak bergabung jika syarat tersebut tidak dipenuhi.
Baca Juga : Shekel Terancam Kolaps, Bank Israel Jual Valas Sampai USD 30 Miliar
Belum ada komentar dari Likud terkait permintaan Liberman tersebut. Masing-masing pihak termasuk partai Yesh Atid sedang membicarakan syarat dan ketentuan pembentukan pemerintahan gabungan. Sampai sekarang mereka belum sampai pada kata sepakat.