Tel Aviv, Purnawarta – Perdana Menteri terpilih Israel, Benjamin Netanyahu menekan proyek normalisasi hubungan dengan Arab Saudi. Ia mengklaim bahwa tindakan tersebut akan mengakhiri konflik Israel dan Palestina. Berbicara pada media Saudi, Al-Arabiya pada Kamis (16/12), Netanyahu mengatakan bahwa Kawasan membutuhkan inisiatif menuju ‘perdamaian’ baru untuk memperbaiki keadaan.
“Saya rasa kita dapat menjalankan satu inisiatif perdamaian (normalisasi hubungan) baru yang dapat membuat lompatan quantum menuju resolusi konflik Arab – Israel dan Palestina – Israel pada puncaknya,” ujarnya. “Tentu yang saya maksud adalah perdamaian historis luar biasa dengan Arab Saudi,” tambahnya.
Menurutnya, normalisasi hubungan seperti yang telah dilakukan dengan negara-negara Arab lain dapat mengubah situasi Kawasan menjadi sesuatu yang tidak terbayangkan. Sebelumnya, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko menormalisasikan hubungannya dengan Israel pada tahun 2020. Keputusan tersebut dianggap bangsa Palestina sebagai pengkhianatan.
Di sisi lain, Arab Saudi mengklaim pihaknya hanya akan mau normalisasi jika ada jaminan pembentukan negara Palestina secara independen sesuai dengan garis 1967. Meski begitu, Saudi dan Israel menyimpan hubungan mesra di balik layar. Pada tahun 2020, Netanyahu dikabarkan diam-diam terbang ke Riyadh untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pada tahun yang sama pula kedua pihak membuka wilayah udaranya untuk penerbangan. Penerbangan pertama pesawat Israel ke Riyadh dilakukan pada Oktober 2021 lalu.