Beirut, Purna Warta – Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan Israel telah menderita kerugian yang “belum pernah terjadi sebelumnya” di tangan perlawanan Palestina dan gagal mencapai tujuan apa pun setelah 100 hari perang genosida di Jalur Gaza.
Baca Juga : Rencana Provokatif Inggris terhadap Posisi Tentara Yaman
Sayyed Hassan Nasrallah menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu (14/1) untuk memperingati Wissam Hassan al-Tawil, seorang komandan senior Hizbullah yang dibunuh dalam serangan Israel di desa Khirbet Selm di Lebanon selatan pada tanggal 8 Januari.
Nasrallah memuji Tawil sebagai salah satu komandan dalam perang melawan kelompok teroris Daesh Takfiri di Suriah dan menekankan bahwa ia juga menjadi salah satu komandan lapangan di front selatan sejak 8 Oktober 2023, ketika gerakan perlawanan Lebanon terlibat baku tembak. dengan rezim pendudukan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Nasrallah dipuji sebagai perlawanan Palestina yang “legendaris” terhadap agresi Israel setelah 100 hari dan mengatakan rezim tersebut tidak berhasil mencapai tujuan kampanyenya “baik yang eksplisit maupun implisit.”
“Seratus hari telah berlalu dan Gaza serta rakyatnya tetap teguh dengan cara yang legendaris yang belum pernah disaksikan dalam sejarah,” kata pemimpin Hizbullah itu.
Baca Juga : Presiden Namibia Tegur Jerman yang Dukung Israel dalam Kasus Genosida
“Tujuan tersirat dari perang Israel adalah untuk menduduki Gaza, menggusur warga Gaza dan mengubah wilayah tersebut menjadi pantai bagi pemukim Israel,” tambahnya. “Musuh Israel tidak mampu melenyapkan perlawanan di Gaza, juga tidak mampu melenyapkan Hamas.”