HomeTimur TengahMusim Dingin Yang Sulit di Suriah

Musim Dingin Yang Sulit di Suriah

Damaskus, Purna Warta – Rakyat Suriah percaya bahwa musim dingin sebelum perang Suriah dan blokade ekonomi Amerika Serikat jauh lebih mudah dihadapi daripada saat ini karena dengan intensifikasi tekanan ekonomi, inflasi yang parah, dan kekurangan bahan bakar, menjadi sangat sulit untuk menciptakan lingkungan yang hangat di rumah.

Umm Mohammad, seorang wanita berusia 40 tahun, mengatakan bahwa cara terbaik untuk menghangatkan diri di musim dingin karena kekurangan bahan bakar adalah dengan menggunakan selimut karena setiap kilo kayu bakar berharga 1.800 lira, itulah sebabnya warga karena kemiskinan, menggunakan dahan pohon atau kayu, yang bekas digunakan untuk menghangatkan rumah.

Alaa’ Seorang buruh yang berusia 30 tahun juga mengatakan karena ketiadaan bahan bakar, ia menggunakan dahan pohon, kardus dan apa saja yang bisa dibakar, yang tentunya sangat berbahaya bagi manusia karena adanya asap beracun.

Pakar ekonomi Ammar Youssef mengatakan bahwa sebuah keluarga di Suriah membutuhkan sekitar tiga juta lira per bulan untuk memanaskan kamar mereka selama 8 jam sehari di musim dingin yang berlangsung selama empat bulan, karena harga setiap liter solar adalah 10 ribu lira di pasar gelap.

Sementara itu, satu keluarga di Suriah membutuhkan 1.000 liter solar untuk menghangatkan rumah selama empat bulan musim dingin, dimana pemerintah Suriah hanya bisa menyediakan 50 liter. Artinya, biaya memanaskan rumah untuk keluarga Suriah minimal 10 juta lira.

Ditambahkannya, inilah mengapa orang beralih ke kayu bakar, dan solusi ini juga menyebabkan rusaknya vegetasi di negeri ini.

Listrik juga sangat langka dan di beberapa daerah pedesaan hanya tersedia listrik selama 90 menit per hari.

 

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here