Purna Warta – Ledakan bom yang kuat menghantam kendaraan militer AS di provinsi Dayr al-Zawr, Suriah. Ledakan itu menewaskan sedikitnya tiga orang.
Kantor berita resmi Suriah SANA, mengutip sumber-sumber lokal, mengatakan ledakan itu terjadi pada hari Jumat ketika alat peledak meledak di Hummer saat bergerak di sepanjang jalan menuju ladang minyak al-Omar.
Ladang minyak, yang diduduki oleh pasukan Amerika, adalah yang terbesar di Suriah dan terletak sekitar 10 kilometer di utara kota al-Mayadin.
Laporan itu mengatakan tidak segera jelas apakah mereka yang tewas adalah militan yang berafiliasi dengan militan Kurdi SDF yang disponsori AS atau pasukan Amerika.
Mengenai insiden tersebut hingga kini Militer AS belum memberikan komentar.
Selama beberapa bulan terakhir, militer AS telah membawa ratusan truk bermuatan amunisi dan peralatan logistik ke provinsi Dayr al-Zawr dan Hasakah di Suriah melalui penyeberangan perbatasan ilegal dengan Irak utara.
AS, berkolusi dengan milisi Kurdi SDF, mengontrol sebagian besar ladang minyak di provinsi kaya energi.
Untuk diketahui Suriah memproduksi sekitar 380.000 barel minyak per hari sebelum dimulainya konflik pada Maret 2011.
AS pertama kali mengkonfirmasi penjarahan minyaknya di Suriah selama sidang dengar pendapat Senat antara Senator Republik Carolina Selatan Lindsey Graham dan mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada akhir Juli tahun lalu.
Dalam kesaksiannya kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada saat itu, Pompeo mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa sebuah perusahaan minyak Amerika akan mulai bekerja di timur laut Suriah.
Pemerintah Suriah mengecam keras perjanjian itu, dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu dibuat untuk menjarah sumber daya alam negara itu, termasuk minyak dan gas, di bawah sponsor dan dukungan dari pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Penggerebekan dan penangkapan warga sipil Suriah oleh militan SDF terus berlanjut di daerah yang dikendalikan oleh pasukan yang didukung AS di provinsi Hasakah dan Dayr al-Zawr. Penduduk setempat menuduh militan mencuri minyak mentah dan menolak membelanjakan uang untuk sektor jasa.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah, dalam dua surat identik yang dialamatkan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden bergilir Dewan Keamanan PBB Tarek Ladeb pada hari Rabu, mengutuk keras tindakan pasukan pendudukan AS di timur laut negara itu, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut sama dengan pelanggaran terang-terangan atas kedaulatan Suriah dan integritas teritorial, dan pelanggaran hukum internasional yang mencolok.