Tel Aviv, Purna Warta – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir pada Minggu (4/2) mengecam administrasi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Ia menuding Biden membahayakan ‘urusan peperangan Israel dengan Hamas’.
Baca Juga : Iran, Rusia dan Tiongkok Akan Gelar Latihan Angkatan Laut Gabungan
“Bukannya memberi kami dukungan penuh, Biden justru direcoki dengan urusan pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar (ke Gaza), yang ujung-ujungnya tersalurkan ke Hamas!” ujarn Ben Gvir pada The Wall Street Journal. “Jika Trump yang berkuasa saat ini, pasti sikap AS akan sepenuhnya berbeda,” tambahnya.
Ben Gvir menyatakan bahwa perubahan kondisi saat ini berada di tangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurutnya, Netanyahu sedang berada di ‘persimpangan’ antara memihak pada kepentingan nasional, termasuk ‘kebutuhan mendesak perang’ atau relasi dengan AS. “Ia (Netanyahu) harus memilih, arah mana yang ia tuju,” tukasnya.
Kecaman tersebut mendapat respon yang beragam di kalangan elit politik Israel. Menyikapi pernyataan Ben Gvir, Netanyahu justru mengapresiasi sikap AS yang konsisten membantu Israel sejak 7 Oktober. Menurutnya, relasi yang baik dengan AS bukan berarti mereka tidak bisa berbeda pendapat. “Nyatanya kita sampai sekarang masih bisa menangani keadaan,” sebutnya.
Menteri Kabinet Perang, Benny Gantz mengatakan bahwa kecaman tersebut membahayakan hubungan strategis luar negeri Tel Aviv. “Boleh-boleh saja jika ada orang yang punya kritikan, meskipun pada sekutu terpenting dan terbesar kita. Tapi kritikan tersebut harus dilakukan di forum tersendiri bukannya disampaikan dengan tidak bertanggung jawab di media. Hal ini akan membahayakan hubungan strategis Israel, keamanannya serta urusan perang pada saat ini,” ujarnya.
Baca Juga : Iran Ingatkan AS dan Inggris untuk Tidak Menguji Kemarahan Asia Barat
Sementara itu, Ketua Oposisi Israel, Yair Lapid menganggap kecaman Ben Gvir sebagai serangan langsung terhadap status internasional dan kepentingan perang Israel. Ia menuding Netanyahu bertanggung jawab atas ujaran Ben Gvir. “Netanyahu tidak memiliki kendali atas orang-orang ekstrimis dalam pemerintahannya,” tukasnya.