Tel Aviv, Purnawarta – Menteri Kabinet Perang Benny Gantz dijadwalkan akan melawat ke AS pada Minggu (3/3) untuk bertemu dengan jajaran pejabat Washington. Kunjungan tersebut membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berang.
Baca Juga : PM Inggris Bertanggung Jawab atas Tenggelamnya Kapal Rubymar
Pasalnya, Gantz tetap pergi meski tidak mendapat restu dari sang Perdana Menteri. Hal ini melawan peraturan yang ada. Namun Gantz tetap bersikeras bahkan membiayai perjalanannya sendiri melalui partai politiknya.
Di antara pejabat yang akan ditemui Gantz di Amerika Serikat adalah Wakil Presiden Kamala Harris, Penasehat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan sejumlah anggota kongres AS baik dari partai demokrat maupun republik.
Kunjungan ini dinilai kontroversial karena administrasi Amerika Serikat sedang frustasi dengan pemerintahan sayap kanan yang dipimpin Netanyahu. Gantz ditengarai memiliki agenda pribadi dalam kunjungan tersebut.
Netanyahu merasa dilangkahi dengan tindakan tersebut. Ia mengatakan bahwa seharusnya Gantz memberi kabar dan mendiskusikan terlebih dahulu apa saja yang hendak dibicarakan dengan pihak AS. Pria 74 tahun tersebut bahkan menyindir Gantz dengan mengatakan bahwa Israel hanya memiliki ‘satu’ perdana menteri.
Baca Juga : Hizbullah Serang Posisi Militer Israel di Tengah Perang Gaza
Meski saat ini bekerjasama dengan PM Israel tersebut, Gantz merupakan rival politik terkuat dan oposisi Netanyahu di pentas perpolitikan rezim Zionis.
Gantz hanya bersedia bekerjasama dengan Netanyahu saat ini dikarenakan keadaan darurat pasca peristiwa 7 Oktober. Tidak ada keterangan sampai kapan kerjasama ini akan terus berlangsung, namun Gantz memastikan bahwa ia dan Netanyahu tidak berada dalam satu barisan yang sama.