Menteri Luar Negeri Yordania Tiba di Damaskus

Menteri Luar Negeri Yordania Tiba di Damaskus

Damaskus, Purna Warta Menteri luar negeri Yordania memasuki ibu kota Suriah dalam kunjungan resmi untuk bertemu dengan para pejabat pemerintah negara ini.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Al-Safadi tiba di bandara internasional Damaskus sebelum tengah hari hari Senin (3/7) dan bertemu dengan timpalannya dari Suriah, Faisal Al-Mekdad.

Baca Juga : Pendaratan Darurat Pesawat Israel Takut Akan Pertahanan Udara Suriah

Menurut sumber berita, Ayman Al-Safadi melakukan perjalanan ke Suriah untuk kedua kalinya sejak Februari lalu, dan dia akan berbincang dengan otoritas Damaskus tentang masalah bilateral dan hubungan antara Damaskus dan negara-negara Arab, serta rencana Yordania untuk menyelesaikan masalah krisis Suriah.

Menteri luar negeri Yordania tadi malam mengatakan dalam sebuah upacara di gedung kota Amman bahwa Yordania paling menderita akibat kegagalan menyelesaikan krisis di Suriah setelah rakyat Suriah.

Dengan mengkritik pendekatan komunitas internasional terhadap krisis Suriah, dia mengatakan bahwa pendekatan ini bersikeras mempertahankan status quo dan bahwa Yordania dan rakyat Suriah terpengaruh oleh situasi ini.

Pada 23 Maret, Yordania mengumumkan presentasi rencana dan inisiatif baru untuk menyelesaikan krisis Suriah, yang menekankan prinsip partisipasi negara-negara Arab dalam masalah ini. Banyak negara Arab, bahkan Qatar, menyambut baik inisiatif Yordania.

Baca Juga : PM Rama Peringatkan Usir MKO Jika Gunakan Tanah Albania Untuk Lawan Iran

Rencana yang diusulkan Yordania menunjukkan upaya untuk secara bertahap mengubah perilaku Damaskus dengan imbalan insentif yang disesuaikan dengan hati-hati untuk kepentingan rakyat Suriah. Dan tujuan mereka adalah menerapkan solusi politik dan mencoba mendapatkan dukungan dari Suriah.

Menurut rencana ini, setiap usulan kepada pemerintah Suriah disertai dengan tuntutan, yang mana fokus utamanya adalah pada masalah kemanusiaan dengan partisipasi langsung negara-negara Arab dan menghilangkan kekhawatiran tentang kurangnya peran negara-negara Arab.

Rencana tersebut disertai dengan garis waktu proposal yang diajukan ke Damaskus dan tuntutan darinya.

Menteri luar negeri Yordania tadi malam juga mengatakan: Pendekatan Yordania ke Suriah, yang telah menjadi inisiatif perdamaian, berupaya menghidupkan kembali Suriah dan menemukan solusi untuk krisis, mendukung rekonsiliasi internal, dan menghentikan semua ketegangan yang mengancam tetangga.

Baca Juga : Rezim Israel adalah Entitas Jahat di Dunia

Menurut Ayman al-Safadi, tetangga Suriah menghadapi berbagai tantangan mulai dari serangan perdagangan narkoba, masalah keamanan, dan konsekuensi pengungsi. Dan saat ini dukungan internasional untuk negara-negara yang menampung para pengungsi semakin berkurang.

Para komisaris Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan dan Perlindungan Sipil dalam sebuah laporan minggu lalu mengumumkan bahwa jumlah pengungsi Suriah di Yordania adalah 660.000 orang, 66% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan.

Menurut statistik ini, Yordania menampung jumlah pengungsi Suriah terbesar setelah Turki dan Lebanon.

Dalam pidatonya tadi malam, Ayman Al-Safadi juga menyampaikan harapannya agar pemerintah Damaskus menanggapi secara positif permintaan negara-negara Arab dalam rangka inisiatif perdamaian.

Setelah Damaskus, Menteri Luar Negeri Yordania juga akan berangkat ke Turki dan dijadwalkan bertemu dengan mitranya dari Turki Hakan Fidan untuk membahas hubungan bilateral dan inisiatif Yordania untuk menemukan solusi politik atas krisis Suriah dan menjamin integritas teritorialnya.

Baca Juga : Raisi: Semua Indikator Tunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Iran

Pada bulan Februari, menteri luar negeri Yordania pergi ke Damaskus dengan tujuan mengunjungi daerah-daerah yang dilanda gempa di Suriah dan menyatakan solidaritas Yordania. Ini adalah kunjungan pertama menteri luar negeri Yordania ke Damaskus sejak 2011, saat itu dia juga bertemu dengan Bashar Al-Assad.

Yordania juga menyusun dokumen pada tahun 2021 yang mencakup solusi yang diusulkan negara itu untuk krisis Suriah. Dokumen ini disusun dengan koordinasi Presiden Amerika Serikat dan Presiden Rusia, namun tidak mencapai hasil apa-apa.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *