Damaskus, Purna Warta – Menyusul publikasi berbagai laporan tentang peningkatan hubungan antara negara-negara Arab dan Damaskus, Menteri Luar Negeri Suriah tiba di Aljazair untuk bertemu dengan Presiden Aljazair.
Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Al-Mekdad tiba di Aljazair Sabtu Sore (15/4) dalam kunjungan resmi.
Baca Juga : Bendera Israel Dilindas di Depan Gedung Merdeka, Warnai Aksi Hari Quds di Bandung
Menurut laporan yang diterbitkan, Menteri Luar Negeri Suriah seharusnya bertemu dengan Presiden Aljazair Abdul Majid Taboun selama kunjungan ini.
Sumber Aljazair melaporkan bahwa tujuan perjalanan ini adalah untuk memperkuat hubungan bilateral dan mendiskusikan serta meninjau perkembangan terkini di negara-negara Arab dan menyelaraskan posisi.
Menteri Luar Negeri Aljazair Ahmad Attaf dan Duta Besar Damaskus untuk Aljazair Namiz Al-Ghanem datang untuk menyambut Menteri Luar Negeri Suriah di Bandara Internasional Houari Boumediene.
Beberapa sumber mengatakan bahwa setelah Aljazair, menteri Suriah akan melakukan perjalanan ke Tunisia dan kemudian ke Irak.
Kunjungan Menteri Luar Negeri Suriah ke Afrika Utara berlangsung di saat hubungan antara Tunisia dan Suriah kembali normal dalam beberapa pekan terakhir, setelah sebelumnya bertahun-tahun mengalami ketegangan.
Suriah dan Tunisia mengumumkan pada hari Rabu lalu, dalam pernyataan bersama bahwa sebagai tanggapan atas inisiatif Presiden Tunisia Qais Saeed untuk menunjuk duta besar negaranya di Damaskus, Suriah juga bermaksud untuk membuka kembali kedutaannya di Tunisia dan menunjuk seorang duta besar untuk itu.
Baca Juga : Jenderal Top Iran: Rezim Israel Ada Pada Kaki Terakhirnya
Hubungan diplomatik antara Suriah dan Tunisia terputus pada 4 Februari 2012, pada masa kepresidenan mantan presiden Tunisia Al-Monsef Al-Marzouki.
Dalam sebuah pernyataan, Al-Marzouki mengumumkan pengusiran duta besar Suriah dan tidak diakuinya pemerintahan Bashar Assad dan meminta presiden negara ini untuk mengundurkan diri dari jabatannya.