New York, Purna Warta – Dalam pertemuan dengan mitranya dari Iran, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa ia ingin Iran kembali ke pembicaraan JCPOA, walaupun pihaknya berbicara demikian tanpa melihat kegagalan peran negaranya dalam perjanjian JCPOA.
Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Menteri Luar Negeri Inggris yang menuliskan pesannya di twitter-nya pada Rabu malam bahwa pertemuan Iran-Inggris itu sangat penting dan mengatakan bahwa dia berusaha membawa Teheran kembali ke pembicaraan tentang menghidupkan kembali JCPOA.
“Dalam pertemuan penting hari ini dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdullahian, saya menyebutkan dua masalah, yakni saya benar-benar bertekad untuk menjamin pembebasan warga Inggris yang ditahan dan saya ingin Iran kembali ke meja perundingan mengenai kesepakatan nuklir dan pembicaraan Wina.” cuit Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.
Menteri Luar Negeri Inggris yang baru mengklaim bahwa Teheran harus kembali ke perundingan JCPOA, sedangkan selama ini Iran tidak pernah keluar dari JCPOA.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdullahian dan Menteri Luar Negeri Inggris yang baru Liz Truss telah membahas masalah bilateral, JCPOA dan situasi di Afghanistan pada Rabu sore, di sela-sela sesi ke-76 Majelis Umum PBB.
Pada pertemuan ini, Menlu negara Iran yang menyatakan bahwa rekonstruksi hubungan bilateral memerlukan tindakan serius, dan menekankan pentingnya pelaksanaan pembayaran utang empat dekade Inggris kepada Iran.
“Sayangnya, Inggris juga menjadi bagian dari penyebab kegagalan JCPOA ini, dan cara pendekatan Inggris ini harus di rubah,” kata Hossein Amir Abdullahian, yang mengatakan bahwa Iran telah mendengar banyak janji di JCPOA, tetapi belum melihat tindakan apa pun dari janji tersebut.
“Dengan sikap diam pada Sebagian dan dukungan Eropa pada Sebagian lainnya, pemerintah AS terus memberlakukan sanksi illegal, dan pada saat yang sama mengklaim akan kembali pada kesepakatan JCPOA. Hal ini adalah kontradiksi yang jelas yang difahami dengan cermat oleh rakyat Iran. Untuk pemerintah Iran saat ini melihat bahwa tindakan nyata pihak lawan di JCPOA menjadi ukuran dan parameter berjalannya kesepakatan JCPOA, dan kata-kata serta janji-jani tidak akan menjadi parameter,” tambahnya.
Amir Abdullahian menekankan bahwa Inggris harus memenuhi kewajibannya, karena pemenuhan kewajiban adalah satu-satunya cara untuk membangun kembali JCPOA, dan selanjutnya Teheran akan menanggapi dengan tepat setiap langkah positif dan konstruktif.
Pertemuan itu juga membahas masalah konsuler, termasuk masalah narapidana berkewarga negaraan ganda.
Lebih lanjut Menlu Iran menekankan perlunya memperhatikan situasi kemanusiaan di Yaman dan Bahrain.
Mengenai Afghanistan, Amir Abdullahian juga menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan inklusif yang mencerminkan komposisi etnis dan demografi negara ini adalah satu-satunya solusi komprehensif untuk stabilitas dan perdamaian abadi di Afghanistan.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Inggris juga menyatakan bahwa negaranya siap membayar utangnya kepada Iran.