Damaskus, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan bahwa Damaskus telah melancarkan beberapa perang melawan rezim Zionis Israel dan siap menghadapi perang baru.
Pada konferensi pers bersama dengan rekannya dari Iran Hossein Amir Abdollahian di Damaskus pada hari Minggu (11/2), Mekdad sekali lagi mengutuk kehadiran prajurit militer AS dan Turki di wilayah Suriah, dengan mengatakan pasukan tersebut telah melakukan kejahatan dan melanggar hak asasi manusia.
Baca Juga : Meski ada Operasi Teror Israel, Iran Tetap Lanjutkan Misi Penasehat di Suriah
Sejak tahun 2011, Suriah telah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing, yang mengakibatkan munculnya Daesh (alias ISIL atau ISIS) dan kelompok teroris lainnya di negara tersebut.
Israel sering menargetkan posisi militer di Suriah, khususnya gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah yang telah memainkan peran penting dalam membantu Tentara Suriah dalam perjuangannya melawan teroris yang didukung asing. Rezim Zionis telah menjadi salah satu pendukung utama kelompok teroris yang menentang pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad yang terpilih secara demokratis sejak militansi yang didukung asing meletus di Suriah.
Militer AS juga telah menempatkan pasukan dan peralatan di negara Arab tersebut, dan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan tersebut bertujuan untuk mencegah ladang minyak di wilayah tersebut jatuh ke tangan Daesh. Namun Damaskus menegaskan bahwa pengerahan tersebut bertujuan untuk menjarah sumber daya negara yang kaya, dan menyerukan penjajah asing dan tentara bayaran mereka untuk meninggalkan negara yang dilanda perang tersebut.
Baca Juga : Menlu Iran: Rezim Zionis Mencoba Bertahan melalui Perang
Menanggapi pertanyaan tentang rencana Suriah untuk melawan peningkatan agresi Israel di Suriah dalam beberapa pekan terakhir, Mekdad menyatakan Suriah telah berperang dengan rezim Zionis selama 75 tahun terakhir dan siap untuk konfrontasi lainnya.
“Tetapi Suriahlah yang akan menentukan di mana dan bagaimana perang ini akan terjadi,” tambahnya.