Riyadh, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan bahwa sikap Riyadh terhadap krisis di Jalur Gaza yang terkepung identik dengan sikap Tehran.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian di Jenewa pada hari Rabu, diplomat Saudi menyatakan Riyadh dan Teheran memiliki “pandangan yang sama” mengenai masalah Palestina dan penghentian gempuran Israel terhadap wilayah yang diblokade tersebut.
Baca Juga : Biden: AS Mendekati Kemampuan Akhir dalam Membantu Ukraina
“Kami memiliki pandangan yang sama dalam mendukung bangsa Palestina dan segera menetapkan gencatan senjata serta mengirimkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, dan kami akan melanjutkan upaya kami,” tambahnya.
Amir Abdollahian, pada bagiannya, menekankan bahwa dunia Muslim perlu “memberikan tekanan kuat pada rezim Zionis dan pemerintah AS agar segera menerapkan gencatan senjata dan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina”.
Pada awal Oktober, Hamas melancarkan operasi militer mendadak melalui darat, laut, dan udara melawan Israel. Kelompok tersebut mengumumkan bahwa hal ini dilakukan sebagai respons terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Serangan tersebut sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan melukai lebih dari 5.500 orang, menurut pejabat Israel. Hamas juga mengumumkan pihaknya menyandera antara sedikitnya 200 dan 250 orang.
Menyusul serangan multi-front yang dilakukan Hamas, Israel melakukan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan wanita, dan melukai lebih dari 50.000 lainnya, serta meratakan seluruh lingkungan. Ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Pemboman tersebut, serta perintah pengungsian paksa yang dilakukan oleh Angkatan Darat Israel, juga telah memaksa 1,9 juta orang meninggalkan rumah mereka.
Baca Juga : Pemimpin Hamas Sebutkan Syarat untuk Perundingan Damai
Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air. Tindakan ini telah menjerumuskan wilayah yang diblokade tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.