Teheran, Purna Warta – Menteri luar negeri Iran membenci tindakan keras polisi AS terhadap mahasiswa dan profesor yang menghadiri demonstrasi untuk mendukung Palestina, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut menunjukkan standar ganda Washington mengenai kebebasan berekspresi.
Baca Juga : IRICA: Iran Mengimpor Kopi senilai $148 Juta dalam Satu Tahun
Dalam postingan di akun X-nya pada hari Kamis, Hossein Amirabdollahian mengatakan tindakan keras polisi dan pasukan keamanan Amerika terhadap mahasiswa dan profesor yang memprotes genosida dan kejahatan perang rezim Israel sangat mengkhawatirkan dan dibenci oleh opini publik dunia.
“Tindakan keras seperti itu sejalan dengan berlanjutnya dukungan penuh Washington terhadap rezim Israel dan dengan jelas mengungkapkan kebijakan standar ganda pemerintah AS dan sikap kontradiktif terhadap kebebasan berekspresi,” kata diplomat terkemuka Iran tersebut.
Dia mencatat bahwa gelombang kebencian global terhadap rezim Zionis dan para pendukungnya menjadi tidak terbantahkan setelah pembantaian puluhan ribu perempuan dan anak-anak Palestina dan khususnya setelah terungkapnya kuburan massal di rumah sakit Nasser di Gaza yang berisi jenazah pasien dan petugas kesehatan. terbunuh dalam serangan Israel.
“Gedung Putih harus segera berhenti mendukung kejahatan perang rezim Israel dan dimintai pertanggungjawaban,” tambah Amirabdollahian.
Baca Juga : Teheran Akan Jadi Tuan Rumah Lebih dari 30 Negara Afrika pada KTT Iran-Afrika ke-2
Polisi AS telah menangkap banyak universitas di Amerika dalam beberapa hari terakhir ketika protes mahasiswa pro-Palestina menyebar ke seluruh AS.
Setidaknya 34.305 warga Palestina tewas dan 77.293 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.