Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Husein Amir-Abdullahian mengatakan Tehran akan segera menunjuk seorang duta besar untuk Riyadh, menyusul kesepakatan yang ditengahi China pada Maret yang mengakhiri putusnya hubungan Saudi-Iran selama tujuh tahun.
Diplomat top membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan ICANA, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan Parlemen Iran, yang diterbitkan pada hari Rabu.
Baca Juga : Menlu Iran: Iran Siap Bantu Kembangkan Infrastruktur Pertahanan Suriah
Dia mencatat rincian pembukaan kembali kedutaan Saudi di Tehran akan segera diumumkan.
Pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi memberikan “kapasitas besar” yang dapat melayani kepentingan kedua negara, kawasan, dan dunia Muslim, tambah Amir Abdullahian.
Pernyataan itu muncul saat menteri luar negeri kedua negara mengadakan pertemuan pertama mereka dalam tujuh tahun di Beijing pada 6 April, dan menekankan perlunya mengimplementasikan perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani pada 10 Maret.
Berbicara pada hari Senin dalam konferensi pers mingguannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani mengatakan bahwa “kemajuan yang baik” telah dicapai dalam pembukaan kembali misi diplomatik.
“Berdasarkan kesepakatan dan tekad praktis, kami memiliki kemajuan yang baik dalam proses menyiapkan misi diplomatik,” katanya, seraya menambahkan bahwa “lebih banyak waktu” diperlukan karena gedung tersebut sudah bertahun-tahun tidak digunakan.
“Kami sedang dalam tahap akhir mempersiapkan misi,” kata diplomat itu, dan berharap mereka akan dibuka kembali secara resmi dalam waktu sesingkat mungkin.
“Hubungan politik antara Iran dan Arab Saudi secara praktis sudah ada,” kata Kan’ani, menambahkan bahwa Teheran optimis tentang kelanjutan rekonsiliasi ini berdasarkan tekad dan niat baik kedua belah pihak.
Delegasi teknis dari Tehran dan Riyadh telah mengunjungi misi diplomatik dalam beberapa minggu terakhir untuk membuat pengaturan dan persiapan yang diperlukan untuk pembukaan kembali.
Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik mereka dan membuka kembali kedutaan mereka setelah beberapa hari pembicaraan intensif yang diselenggarakan oleh China pada 10 Maret.
Dalam pernyataan bersama setelah kesepakatan tersebut, Tehran dan Riyadh menekankan pentingnya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menghindari campur tangan dalam urusan internal masing-masing.
Mereka juga setuju untuk mengimplementasikan perjanjian kerjasama keamanan mulai April 2001 dan kesepakatan lainnya mulai Mei 1998 untuk meningkatkan kerjasama mereka di berbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, investasi, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, olah raga, dan urusan kepemudaan.
Baca Juga : Iran Peringatkan AS dan Israel Terhadap Segala Aksi Sabotase dan Teroris
Détente dapat mengurangi ketegangan di wilayah yang telah dilanda ketidakstabilan selama beberapa dekade.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran, yang marah dengan eksekusi ulama terkemuka Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh pemerintah Saudi, menyerbu kedutaannya di Tehran.