Menlu Iran Sindir Pedas, Tidak Untuk Mengulur Perundingan

Menlu Iran : Teroris Adalah Orang Asing bagi Islam dan Kemanusiaan

Tehran, Purna Warta – Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, di jam-jam akhir Kamis malam, 15/4, bersamaan dengan konferensi JCPOA di Wina antara Iran dan 4+1 (Jerman, Prancis, Rusia, China dan Inggris) beserta Wakil Uni Eropa, menulis sebuah pesan di akun Instagram dan menegaskan tidak untuk mengulur perundingan.

Pesan tersebut sedikit panjang dan berisi sindiran-sindiran pedas terhadap dunia Barat.

“Saya dan partner kerjaku dengan sangat baik mengetahui bahwa Iran sakit hati. Kami tahu bahwa kegilaan Trump telah menanamkan hari-hari berat kepada kehidupan rakyat, akan tetapi para pemberani ini, dengan keagungan sejarah dan budaya kunonya, tidak tundukkan kepala dan tidak menyerah pada dikte Iran-phobia. Mereka berdiri bak pahlawan, meski mereka sedang terluka dan berseru kesakitan.

Kami tahu bahwa mata (masa depan) yang terang sudah rabun. Harapan-harapan, yang bersemai di bawah tadbir (planning), jatuh pada keraguan. Oleh karena itu, di hari-hari berat ini, kami tidak memiliki niatan lebih dari sebuah pengerjaan akhir tugas dan menunaikan amanah hingga membahagiakan orang-orang senegara kami. Sebagaimana yang didoakan oleh Pemimpin Revolusi Islam di awal Ramadhan tahun ini sebagai hadiah kepada para negosiator.”

Setelah sindiran kepada Barat, Mohammad Javad Zarif mengucapkan terima kasihnya kepada Pemimpin Revolusi Islam yang pernah mendoakan dan memberikan jalan dalam negosiasi kali ini.

Pemimpin Revolusi Islam, Sayid Ali Khamenei, di hari pertama bulan suci Ramadhan ini berpidato dalam kesempatan acara cinta kasih dengan al-Quran. Sayid Ali Khamenei, yang dalam bahasa Persia dipanggil Rahbar (pemimpin), telah mewanti-wanti tentang penguluran perundingan.

“Tausiyah Rahbar untuk tidak mengulur perundingan selalu menjadi lentera jalan kami. ‘Perundingan untuk Perundingan’ kami anggap sebagai pengalaman gagal. Kami hanya berunding untuk kepentingan nasional.

Sebagaimana empat tahun yang lalu, kami menolak perundingan yang (hanya) berakhir pada foto kenangan, hari ini kami juga menolak serius perundingan untuk perundingan.

Perundingan dalam kacamata politik luar negeri adalah perencanaan, harapan, alat kuat nan sah untuk membuka jalan sekarang hingga masa depan. (Perundingan) bukan tribun untuk meneriakkan slogan, bukan corong untuk berorasi dan bukan bingkai untuk meletakkan foto-foto ulangan.

Saya minta secara hormat para oposisi untuk sadar bahwa waktu perundingan hanya ditentukan oleh kepentingan nasional, bukan kesempatan untuk iklan dan perang Pemilu,” sindir Menlu Iran di akhir pesan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *