Teheran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah mengecam sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB” serangan udara gabungan AS-Inggris-Israel terhadap Yaman, memperingatkan bahwa tindakan tersebut menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan regional.
Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut selama pertemuan dengan Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg di ibu kota Teheran pada hari Minggu.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa operasi gabungan ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional Yaman, menggambarkannya sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan regional, yang konsekuensinya telah mempengaruhi semua negara di kawasan tersebut.
Diplomat tinggi Iran tersebut selanjutnya menegaskan kembali dukungan Republik Islam terhadap inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu memperbaiki situasi di Yaman.
Grundberg, pada bagiannya, menyatakan penghargaan atas komitmen Iran untuk memainkan peran yang efektif dalam stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut, khususnya di Yaman.
Ia juga menekankan perlunya konsultasi berkelanjutan dengan Iran mengenai isu-isu regional, saat ia menyampaikan laporan tentang upaya terbaru PBB untuk membangun perdamaian dan stabilitas di Yaman, serta kunjungannya baru-baru ini ke Sana’a. AS dan sekutunya telah membom Yaman selama beberapa bulan terakhir yang melanggar kedaulatan negara dan hukum internasional.
Serangan ilegal tersebut terjadi sebagai respons terhadap kampanye solidaritas Yaman dengan Palestina di Jalur Gaza di tengah perang genosida Israel.
Sebagai bagian dari kampanye mereka, Angkatan Bersenjata Yaman telah menargetkan kapal-kapal yang menuju atau meninggalkan pelabuhan di wilayah pendudukan, atau yang terkait dengan Israel, di Laut Merah selatan, Selat Bab el-Mandeb, Teluk Aden, dan bahkan di Laut Arab.
Mereka juga telah melakukan serangan terhadap target-target Israel di tanah yang diduduki.
Pasukan Yaman telah menekankan bahwa mereka akan melanjutkan operasi anti-Israel mereka sampai rezim pendudukan mengakhiri serangan berdarah di Gaza.