Doha, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian telah memperingatkan tentang konsekuensi mengerikan dari pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.
Baca Juga : Iran Desak OKI Gelar Pertemuan Darurat Bahas Palestina
“Jika Israel terus menyerang warga Gaza yang tidak berdaya, tidak ada jaminan bahwa situasi akan terkendali dan konflik tidak akan meluas,” kata Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada hari Minggu (15/10).
Mereka yang tidak mendukung perluasan perang saat ini, kata menteri Iran, harus menghentikan kebiadaban Israel. Amir-Abdollahian juga mengecam Washington atas pendekatannya yang kontradiktif, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat mengajak negara-negara lain untuk menahan diri namun pada saat yang sama menghindari komitmen dan meningkatkan dukungan penuhnya terhadap Israel.
Menteri Iran mendesak negara-negara Muslim untuk berupaya mengakhiri “kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis.” Dia menegaskan kembali pentingnya pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam situasi saat ini.
Sementara itu, Emir Qatar menyatakan keprihatinannya mengenai situasi kemanusiaan di Gaza dan mengatakan sikap Qatar terhadap masalah Palestina tidak akan pernah berubah karena negara tersebut memprioritaskan diakhirinya kejahatan Israel di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Pada tanggal 7 Oktober, gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan multi-cabang terhadap Israel dan melakukan penetrasi jauh ke wilayah yang diduduki rezim tersebut selama beberapa dekade. Operasi Badai Al-Aqsa mengejutkan Israel. Hal ini merupakan respons terhadap penodaan Masjid al-Aqsa yang berulang kali dilakukan rezim dan kekejaman yang telah berlangsung selama satu dekade terhadap warga Palestina.
Baca Juga : Korban Jiwa Warga Palestina Akibat Serangan Brutal Israel Lampaui 2.750 Orang
Israel menanggapinya dengan melakukan pemboman tanpa pandang bulu terhadap bangunan dan infrastruktur sipil serta melakukan pengepungan total di Jalur Gaza. Gaza, rumah bagi lebih dari 2,3 juta warga Palestina, mengalami kekurangan bahan bakar, listrik, air dan makanan.
Sejauh ini, Israel telah membunuh lebih dari 2.300 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak di Gaza.