Cascais, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, saat berpidato di Forum Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-10, menyatakan bahwa mencapai perdamaian global tidak mungkin tercapai tanpa mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Asia Barat, khususnya penderitaan rakyat Palestina, sembari mengkritik lembaga-lembaga internasional atas kelambanan mereka.
Araghchi mengecam kebungkaman masyarakat internasional atas genosida berkelanjutan yang telah berlangsung selama 14 bulan oleh Israel, dan menuduh badan-badan seperti Dewan Keamanan PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) gagal menegakkan hukum internasional dan hak asasi manusia. Kejahatan dan kebiadaban rezim Israel telah menempatkan masyarakat global di persimpangan jalan yang kritis,” katanya.
Menteri Luar Negeri menegaskan bahwa upaya Israel selama puluhan tahun untuk melenyapkan rakyat Palestina merupakan agenda kolonial dan rasis. Ia menyerukan tindakan segera dan kolektif untuk menghentikan krisis yang sedang berlangsung, menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia bergantung pada penanganan pelanggaran ini.
Araghchi menunjuk pada keterlibatan negara-negara seperti Amerika Serikat, yang memberikan dukungan militer dan politik kepada Israel. Ia menyatakan bahwa negara-negara ini harus bertanggung jawab sebagai mitra dalam kejahatan rezim tersebut.
Ia mengkritik para pemimpin Israel karena menjadikan “anti-Semitisme” sebagai senjata untuk menekan oposisi terhadap kebijakan agresif dan ekspansionis mereka, dengan alasan bahwa perdamaian di kawasan itu memerlukan diakhirinya pendudukan dan sistem apartheid Israel.
Araghchi mendesak penegakan penuh atas tindakan sementara ICJ tentang pencegahan genosida bagi warga Palestina dan menyerukan penerapan segera surat perintah penangkapan ICC untuk Perdana Menteri Israel. Tanpa tindakan seperti itu, ia memperingatkan, kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip-prinsipnya tetap terancam.