Teheran, Purna Warta – Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyatakan tekad negaranya untuk meningkatkan kerja sama multilateral dengan Iran di organisasi internasional.
Dalam pertemuan yang diadakan di Islamabad pada hari Senin, Perdana Menteri Sharif dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan hubungan bilateral dan kerja sama di bidang politik, keamanan, ekonomi, komersial, dan budaya.
Perdana Menteri Pakistan menyoroti tekad yang kuat untuk terus meningkatkan hubungan dan interaksi antara kedua negara tetangga dan mempromosikan kerja sama mereka di tingkat multilateral dan dalam organisasi internasional.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengidentifikasi dan menggunakan semua kemungkinan yang tersedia bagi Islamabad dan Teheran untuk tujuan ini.
Sementara itu, Araqchi menyoroti komitmen Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk mempromosikan hubungan yang komprehensif dengan negara-negara tetangga dan menyoroti status khusus Pakistan dalam kebijakan luar negeri Iran serta tekad Iran untuk memperluas hubungan dengan tetangga Muslimnya.
Menteri luar negeri tersebut selanjutnya merujuk pada peluang dan tantangan bersama yang dihadapi Iran dan Pakistan dan menggarisbawahi pentingnya keterlibatan berkelanjutan antara pejabat senior kedua negara, bersama dengan konsultasi yang sedang berlangsung di berbagai tingkatan, untuk memanfaatkan peluang, mengamankan kepentingan bersama, dan mengatasi tantangan bersama, situs web kementerian tersebut melaporkan.
Ia juga memperingatkan tentang pembantaian dan kejahatan genosida yang sedang berlangsung oleh rezim Zionis di Gaza dan Tepi Barat, serta tindakan agresi yang berulang terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional Lebanon dan Suriah. Araqchi kemudian memperingatkan terhadap tujuan berbahaya rezim Israel untuk menyeret kawasan tersebut ke dalam perang dan membahayakan stabilitas dan keamanannya secara keseluruhan.
Menteri Iran menghargai posisi berprinsip pemerintah dan rakyat Pakistan serta dukungannya terhadap rakyat Palestina yang tertindas.
Ia akhirnya menekankan perlunya konsultasi dan koordinasi erat di antara negara-negara Islam yang berpengaruh, terutama dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), untuk mengadopsi sikap bersatu dan tegas terhadap pelanggaran hukum internasional oleh rezim Zionis.