Tehran, Purna Warta – Memimpin delegasi politik, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian telah melakukan perjalanan ke Lebanon pada putaran pertama tur regional yang berfokus pada cara-cara untuk mengakhiri serangan gencar perang rezim Israel di Gaza.
Diplomat tertinggi Iran tiba di Beirut pada Jumat malam (9/2). Pembicaraan mengenai isu-isu bilateral, regional dan internasional, khususnya perkembangan di Palestina, dan diskusi mengenai cara-cara menghentikan agresi kejam dan biadab rezim Zionis terhadap Gaza merupakan agenda tur regionalnya, demikian yang dilaporkan situs web Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga : Kerusuhan Berdarah di India Akibat Penghancuran Masjid 2 Meninggal
Berbicara kepada wartawan setibanya di Lebanon, Amirabdollahian mengatakan Iran telah memperingatkan AS agar tidak terus memberikan dukungannya kepada rezim Israel dan Benjamin Netanyahu.
“Rezim Zionis berupaya untuk menenggelamkan Amerika Serikat dalam rawa perang di Asia Barat,” katanya.
Sejak dimulainya permusuhan di Gaza pada awal Oktober, Iran menegaskan bahwa perang bukanlah solusi terhadap masalah Palestina, kata menteri luar negeri.
Amirabdollahian mengatakan rezim Israel telah gagal mencapai tujuannya di Gaza berkat perlawanan dari Palestina, Lebanon, dan seluruh Asia Barat. Para pemimpin perlawanan Palestina dan Lebanon, kata dia, telah menunjukkan sikap bijaksana dan bijaksana dalam bertindak dan berpolitik.
“Hari ini, kita melihat kemenangan perlawanan Palestina telah mengajukan rencana politik atas nama Hamas,” katanya, seperti yang dilaporkan Press TV.
Menteri Iran juga memuji peran efektif gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah dalam menghadapi Israel dan memberikan penghormatan kepada semua martir di front perlawanan Palestina dan Lebanon.
Baca Juga : Wawancara Putin Dengan Tucker Carlson Menjadi Viral di Dunia
“Iran akan terus mendukung perlawanan dan Lebanon. Kami menganggap keamanan Lebanon adalah keamanan Iran dan kawasan,” katanya.
Setelah kunjungannya ke Beirut, Amirabdollahian akan menuju ke ibu kota Suriah, Damaskus.