Muscat, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Hussein Amir-Abdullahian menganggap kehadiran militer asing di kawasan itu kontraproduktif untuk masalah keamanan kawasan.
Amir-Abdullahian membuat pernyataan tersebut saat bertemu dengan rekannya dari Oman Sayyid Badr Albusaidi di Muscat pada hari Selasa (25/4).
Diplomat Iran telah melakukan perjalanan ke ibukota Oman sebagai kepala delegasi politik atas undangan pejabat Oman.
Amir-Abdullahian mengidentifikasi keamanan yang inklusif dan sangat diperlukan sebagai kebutuhan penting bagi kawasan ini. Dalam konteks yang sama, ia menganggap kehadiran militer asing itu mahal dan mengganggu keamanan kawasan.
Ia juga mengutuk tindakan agresi yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap rakyat Palestina, khususnya warga Palestina yang tertindas di Jalur Gaza dan jamaah Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di kota suci pendudukan Kota Tua al-Quds.
Menlu Iran menilai sikap Muscat yang mendukung bangsa Palestina patut diapresiasi.
Beralih ke masalah hubungan bilateral, Amir-Abdullahian juga menghargai kebijakan Muscat dalam memberikan dukungan untuk penguatan hubungan dengan Tehran, dengan mengatakan bahwa kunjungan mendatang oleh Presiden Iran Ibrahim Raisi ke ibu kota Oman dan Sultan Oman Haitham bin Tarik ke Tehran akan dilakukan berfungsi sebagai titik balik dalam hubungan bilateral.
Di tempat lain dalam sambutannya, pejabat Iran menghargai rencana Muscat dan Baghdad untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi, yang setuju untuk memperbaiki hubungan mereka di bawah naungan Cina bulan lalu.
Dia menekankan pentingnya kerja sama regional dan menyatakan kegembiraan atas arah yang menguntungkan dan penuh harapan yang telah diambil oleh hubungan intra-regional berkat kebijakan bertetangga baik pemerintah Iran.
Amir-Abdullahian akhirnya menyampaikan apresiasinya mengenai “langkah yang sangat penting” yang telah diambil menuju realisasi perdamaian di Yaman, khususnya perjalanan simultan ke ibu kota Yaman Sana’a oleh masing-masing delegasi Oman dan Saudi serta mengungkapkan harapan bahwa negosiasi yang telah dilakukan akan membuka jalan bagi perdamaian.