Teheran, Purna Warta – Iran mengecam pernyataan “berani” oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres tentang aktivitas nuklir damai Iran, yang menegaskan kembali komitmen lama negara itu terhadap rezim nonproliferasi global.
Baca juga: IAEA Pastikan Tidak Memiliki Bukti Iran Membangun Senjata Nuklir
Dalam posting X pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengecam Guterres karena mengkhotbahkan Republik Islam, yang sedang mengejar program nuklir sipil sebagai penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan AS, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Ia juga menyoroti fatwa Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei yang melarang produksi, kepemilikan, dan penimbunan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal (WMD) lainnya. “Sangat berani untuk berkhotbah bahwa Iran harus “sekali dan untuk selamanya menegaskan bahwa mereka akan meninggalkan kepemilikan senjata nuklir.”
“Komitmen Iran yang sudah lama terhadap rezim nonproliferasi global sudah jelas.”
Sangat berani untuk berkhotbah bahwa Iran harus “sekali dan untuk selamanya menegaskan bahwa mereka akan meninggalkan kepemilikan senjata nuklir.” Komitmen Iran yang sudah lama terhadap rezim nonproliferasi global sudah jelas.
Berbicara tentang situasi di Asia Barat di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada hari Rabu, Sekjen PBB mengatakan Iran harus menegaskan bahwa mereka tidak bermaksud membangun senjata nuklir. “Pertanyaan yang paling relevan adalah Iran dan hubungan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat,” katanya.
“Di sinilah harapan saya adalah bahwa Iran memahami bahwa penting untuk sekali dan untuk selamanya menegaskan bahwa mereka akan meninggalkan kepemilikan senjata nuklir, pada saat yang sama mereka terlibat secara konstruktif dengan negara-negara lain di kawasan tersebut.”
Diplomat tinggi Iran tersebut juga mencatat bahwa pertanyaan yang paling relevan di kawasan tersebut adalah perang genosida Israel di Jalur Gaza, serta pendudukan rezim tersebut atas wilayah Palestina, Suriah & Lebanon.
Baca juga: Iran Rampungkan Pembelian Lahan Jalur Kereta yang Didanai Rusia pada Awal 2026
Ia lebih lanjut memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh persenjataan nuklir Israel yang sebenarnya dan penolakan untuk bergabung dengan NPT.
Israel diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di persenjataannya, menjadikannya satu-satunya pemilik senjata nonkonvensional di Asia Barat. Israel menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklirnya atau menandatangani NPT.